02 dan Golkar Menang Lagi

02 dan Golkar Menang Lagi

Pilpres dan pileg sudah berlangsung. Plot siapa pemenang pilpres juga sudah hamper pasti, hanya menunggu finalisasi hitung manual. Tidak aka nada perubahan berarti. Hampir pasti pasangan 02, Prabowo-Gibran yang menang.

Sangat menarik adalah nomor urut dan kisah masa lalu di mana 02 adalah nomor keramat pemenang pemilu berabad-abad yang Bernama Golongan Karya. Tidak mau mengaku partai politik, namun bermain politik dan membawa presiden puluhan tahun Bernama Soeharto.

Kini, di 02 ada juga partai yang sama, Partai Golongan Karya, yang menjadi kandang baru Gibran si calon wakil presiden terpilih. Autokilat menjadi kader dengan memperoleh KTA dan masih anggota Partai PDI-Perjuangan. Unik dan menarik.

Beberapa saat terakhir ini juga orang-orang Golkar yang demikian gencar “berkampanye” kuat adalah orang Golkar, ada Nusron, Luhut, dan Bahlil. Mereka gencar menyerang partai banteng, padahal dalam hal ini mereka juga dalam sebuah koalisi pemerintahan, kabinet yang bersama-sama sedang melakukan Pembangunan dalam bingkai kekuasaan atau pemerintah.

Luhut menyoal partai besutan Megawati harusnya sejalan dengan Jokowi, dan mengaku belum pernah bekerja di bawah ketum PDI-P itu. Hanya mau  mengatakan, bahwa ia, Luhut ada di kubu Prabowo.

Suara PDI-Perjuangan akan melorot, mirip lagi dengan masa lalu, kondisi 02 yang merajalela dan menjadi pemenang mudah di atas lawan-lawan semu mereka.  Kondisi berbeda karena ini pileg masa lalu, dan saat ini adalah pilpres, posisi yang identik.

Golkar menang terus dalam beberapa gelaran pilpres. Sekali keok ketika mengusung Prabowo edisi pertama di bawah Abu Rizal Bakrie kala itu. Namun mereka cepat melompat mendukung Jokowi karena ada JK. Kisah berbeda Ketika Jokowi melawan Prabowo lagi dan mereka menang.

Piawai memang politikus Golkar itu, tidak perlu diragukan lagi. Mereka berkuasa sekian lama, menguasai semua lini, dan begitu solid mereka bisa konsolidasi Kembali usai tumbang di 98. Mereka, yang dulunya elit memang sudah mulai menurun, toh yang memegang kendali sekarang juga pernah merasakan didikan dan kaderisasi era Senyum Sang Jenderal itu.

Golkar memang berubah sesuai dengan zaman, dan hasilnya terlihat. Berbeda dengan Banteng yang solid, menang, tapi gagal dalam banyak hal.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan