5 Alasan JK Tidak (Bisa) Jadi Presiden

Semesta ternyata tidak merestui JK menjadi Presiden. Ia cukup menjadi wakil presiden sampai dua kali. Jabatan yang diemban pun bukan terus selama dua periode, namun berganti pasangan dan beda kesempatan.

SBY meninggalkannya karena keberadaanya yang ngribeti, lihat saja perilaku politiknya yang seperti itu.  Pada   periode bersama Jokowi cukup berbeda. Perilakunya lebih terkendali dan tidak ugal-ugalan secara vulgar.

Usai masa jabatan bersama Jokowi lah, ia makin kencang dalam menyuarakan ideologisnya yang selama ini tertutup karena bisnis. Kecenderungannya sih ideologisnya demi bisnis, bukan sebaliknya. Wajar jika Semesta menolaknya.

jk

Beberapa argumen yang bisa memperkuat judul dan tema artikel ini;

Satu, ia sudah pernah maju menjadi calon presiden. Dukungan suara Indonesia Timur dan Sulawesi Selatan yang cukup signifikan ternyata juga tidak bisa membawanya pada kursi RI-1. Ia juga ditinggalkan SBY karena perilaku politiknya yang tidak elok.

Dua. Kini, ia mengatakan kriminalisasi ulama, padahal jelas-jelas itu memang perilaku pidana dan bisa berujung bui. Kriminal yang dilakukan ulama, bukan ulama yang dipenjara tanpa alasan jelas. Ia paham kog, namun menggunakan isu itu untuk kepentingannya sendiri. Jahat lebih jahat dari orang yang tidak paham.

Tiga, pujiannya pada Rizieq Shihab yang dikatakan sebagai pengisi kekosongan kepemimpinan jelas memberikan kepada publik bagaimana gambarannya sebagai seorang politikus. Reputsinya jelas kog, bukan soal agama ini, ia residivis pidana, bukan tahanan politik.

Termasuk ia mengundang tokoh Taliban, eksposenya berlebihan, berbeda dengan sikap PBNU yang juga berjuang untuk perdamaian. Ada agenda khusus? Sangat mungkin, melihat rekam jejaknya.

Kedatangan Zakir Naik, tokoh yang dilarang banyak negara. Alasannya jelas, namun ia merasa bahwa Zakir Naik baik-baik saja. Padahal jelas Pancasila dasar negeri ini.

Empat, melihat reputasi dan rekam jejaknya jauh lebih orientasi bisnis pribadi dari pada membangun negeri. Desas-desus sangat kencang terdengar, bagaimana keluarganya main dalam banyak proyek dan berujung kasus.

Lima, politisasi agama, ia tokoh besar, punya kemampuan, namun jatuh pada pemanfaatan sentimen agama. Sangat murahan dan merendahkan agama itu sendiri. Kelasnya penista agama adalah miliknya, bukan yang yang lain. Lebih besar kadar penistaannya.

Layak jika ia hanya menjadi penonton dan mengidamkan RI-1. Ternyata Pancasila dan Semesta tidak berkenan orang model demikian memimpin negeri ini. Negara yang besar, jangan dikerdilkan oleh pemimpin berjiwa kurcaci.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan

4 thoughts on “5 Alasan JK Tidak (Bisa) Jadi Presiden

Leave a Reply