Ahok Menyoal UU BPK, Tengil Kek Kevin
Dunia bulu tangkis, menanti-nanti pertandingan ganda putra, Kevin-Markus. Si Kevin terutama, tengil kata netizen, karena aksi kocaknya. Seolah-olah mau menerima sutlecock yang keluar, atau melompat hanya untuk mengembalikan bola dengan pelan.
Keisengan ini kadang membuat lawan terprovokasi, marah, dan protes pada wasit. Hal yang wajar karena perilakunya yang tengil itu menyulut emosi pihak lain. Penonton sangat mungkin menyukainya.
Kali ini, tiba-tiba, ia bukan seorang yang bergelut dengan dunia politik praktis lagi, lebih cenderung menjadi seorang bisnisman pada pihak BUMN karena menjadi komisaris utama Pertamina. Tetapi lagi-lagi lebih tengil, ketika ia mengatakan UU BPK kudu direvisi.
Ahok yang pernah berselisih dengan BPK mengatakan, urusannya itu sudah selesai, dan bukan curhat atau balas dendam. Namun melihat bagaimana BPK dengan dasar UU tahun 2016 itu sangat mungkin menjadi lembaga yang sewenang-wenang.
Bagaimana mereka itu mutlak dalam memutuskan adanya kerugian negara atau tidak. Adanya dewan kehormatan sebagai upaya “banding” toh anggotanya juga dari BPK. Artinya, mau ada kerugian negara atau tidak itu sudah final tidak bisa diganggu gugat.
Ahok mengatakan, kalau tidak ada kerugian kata BPK syukur aman, tetapi kalau dikatakan ada kerugian negara, habis. Tidak bisa apa-apa.
Mengapa demikian berbahaya?
Bagaimana adanya penangkapan berkaitan dengan pidana para orang-oranag BPK. Hal yang sangat naif, ketika bagian audit namun bisa bermain-main dengan sikap amanah.
Hal yang aneh dan lucu, ketika Ahok tiba-tiba saja menyoal hal ini. siapa sih yang berani melawan BPK, kalau tidak punya mental baja bisa ketakutan karena bisa masuk bui. Ingat, kerugian atau tidak bagi negara ada di tangan BPK dan itu mutlak tidak bisa mencari nilai dari lembaga lain.
Bagus sih, sentilan ala Ahok ini, sehingga membuat publik atau masyarakat sadar bahwa ada masalah yang sangat mendasar. Lha pertanyaannya, mau tidak DPR membahas ini lha partai Demokrat juga memiliki sistem yang identik. Pimpinan BPK juga orang-orang gagal di Senayan.
Lingkaran setan yang tidak berujung. Toh tetap harus memiliki pengharapan. Semua akan ada masanya untuk menjadi lebih baik.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan