Soal Mayor AHY Percaya Prabowo
Menjelang pilpres 2019, konon Prabowo mengatakan kepada Luhut, sebagai seniornya yang menyebut AHY, kita tahu kan Bang, pemikiran mayor seperti apa. Konteksnya tentu mengenai soal AHY menjadi cawapres dari Prabowo selaku capres. Hal yang wajar, para bintang mampu melihat pola pikir dan mungkin pola tindak melati alias perwira menengah.
Ingat, ini bukan meremehkan, namun tentu saja sebuah hal yang wajar. Usia, pengalaman, dan juga kapasitasnya memang seperti itu. Bagaimana bisa anak SMP diminta mengerjakan soal anak SMA, kan tidak akan mampu, apakah itu meremehkan anak SMP atau menghina? Ya bukan. Itu faktual. Realitas yang memang seperti itu. Hanya beberapa anak di luar kebiasaan memang bisa.
Masa Orba sangat jelas jenjang karir militer yang menjadi pejabat sipil. Letnan kolonel atau kolonel menjadi bupati-walikota atau DPRD II atau beruntung DPRD I. Bintang dua akan menjadi gubernur dan kalau bintang empat baru menteri, jangan harap mayor bisa bicara mau menjadi menteri, mentok di tingkat dua saja dewan, tidak akan bupati.
Tekanan psikologis ketika bersama Muspida waktu itu, di mana Kapolres dan Dandim sama ada pada level letkol. Mosok bupatinya mayor. Demikian juga kelas gubernur bintang dua karena Pangdam dan Kapolda juga bintang dua, setara bukan lebih rendah. Bagaimana memimpin daerah jika ngeper melihat pangkat militer dan polisinya coba.
Kini, ada beberapa sikap dan perilaku AHY yang membuktikan hal itu, tidak bisa disangkal bahwa kemampuan dan kapasitas itu perlu proses dan waktu;
Menyatakan Amira bersurat kepada Presiden Jokowi agar memilih lock down. Hal yang seolah sepele, anak-anak bersurat kepada presiden, tugas sekolah pula. Namun ingat, ia adalah ketua umum partai, yang sangat berhasrat menjadi presiden. Ini fakta, ia bisa dibaca memanfaatkan momentum itu.