Badai di Balik Kemenangan Prabowo-Gibran
Badai di Balik Kemenangan Prabowo-Gibran
Polemik pilpres belum usai. Tuntutan di MK masih berjalan. Tetapi kondisi lapangan malah bertolak belakang dengan kegembiraan paslon nomor dua itu. Bagaimana tidak, ketika drama harga beras yang melambung tinggi, langkanya gas melon di mana-mana, dan kini diikuti penangkapan salah satu pendukung kuatnya dengan kasus dugaan korupsi.
Harga beras yang melambung tinggi tidak bisa diselesaikan dengan baik dan cerdas. Alasan klasik pengaruh musim sebenarnya hal yang sama sekali tidak rasional, kecuali ngeles ala bajaj yang mau dinyatakan dengan sama tidak cerdasnya. Keasyikan kampanye sehingga abai akan stok pangan, karena konsentrasi pada pemenangan dan memberikan bantuan yang di luar nalar.
Gas melon langka, padahal hilir mudik truk pengangkut barang ini. Entah siapa yang mempermainkan kebutuhan mendasar ini? semua warung dan toko tiba-tiba habis, padahal distribusi mondar-mandir seperti biasa, malahan lebih sering dari sebelum langka. Aneh dan ajaib, untuk apa lagi sih? Wong tujuan menang sudah tercapai juga, yang kalah tidak punya power untuk menghambat lho, jangan ngaco.
Semua belum juga reda, eh tiba-tiba salah satu pendukungnya yang dengan gagah perkasa memperlihatkan pilihannya mendadak dicokok Kejaksaan Agung dengan dugaan korupsi dalam tambang ilegal. Kerugian negara lebih dari 200 trilyun, tentu bukan saja dua atau tiga orang, ini sih rombongan. Pastinya memiliki pengawal atau pengayom yang super jumbo.
Menantikan apakah akan ada pejabat yang sekelas papan atas yang juga akan terseret, atau hanya akan menyasar sekelas yang ini-ini saja. Pesimis jika melihat yang sudah-sudah.
Jika demikian, waduh, mau dibawa ke mana negeri ini? Melihat begitu banyak hal-hal buruk yang mengitari.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan