Pekan Suci Berdarah, Bom Makasar Melukai Keberagaman
Apa salahnya sih mengakui ada yang menyimpang? Lihat pilkada DKI yang membuat panas semua pihak. Penolakan pemakaman orang beragama karena pilihan politiknya. Semua yang dulu teriak kenceng kini diam.
Mencari kambing hitam, rasionalisasi, dan aneka bentuk pembenar tidak akan menyelesaikan masalah. Menambah persoalan iya. Ini soal kedewasaan beragama, bukan masalah lainnya.
Bagaimana kita tentu paham, berbagai kajian, kotbah, pengajaran, dari mimbar tempat ibadah saja menebarkan kebencian. Ini fakta, jangan naif dan merasa baik-baik saja. Salah kaprah, ketika politik, seragam sekolah selalu dikaitkan agama. Ketika yang buruk tidak mau mengakui.
Reaksi Gereja Katolik sangat menggembirakan. Saya makin bangga sebagai orang Katolik, meskipun risiko bom meledak ketika beribadat sangat mungkin. Tetap tenang, tidak membalas dendam, apalagi berteriak-teriak merasa menjadi korban dan ketidakadilan.
Sikap batin ini menunjukkan mutu hidup beriman. Gereja telah melampaui badai sepanjang sejarahnya dan bisa melewati dengan berbagai dampaknya. Ribuan tahun berlayar bak bahtera hingga hari ini.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan

Barang bukti yang disita dalam penangkapan 4 terduga teroris di Jakarta dan Bekasi ada seragam FPI dan poster bergambar HRS dan kaos berkaitan dengan reuni alumni 212. Apakah mereka masih bisa berkelit? Duh …, mengerikan. (tribunnews, 29/03/2021).