Demokrat, Teriak Kudeta Malah Mau Kudeta?

Cukup memanas perpolitikan di tengah pandemi ini. Mirisnya itu dilakukan hanya demi hasrat berkuasa. Tidak demi kehidupan bangsa yang lebih baik. Alasannya apa mengatakan bukan demi bangsa dan negara?

Mereka sama sekali belum terdengar menyumbangkan apapun, padahal biasanya kalau melakukan sesuatu selalu dibesar-besarkan. Penguat yang lain, mereka tidak peduli di tengah pandemi, sedang parah-parahnya, namun meminta presiden mundur dan menilai gagal.

Seruan presiden mundur, ganti presiden, Jokowi End Game, sedikit banyak adalah istilah dalam perebutan kekuasaan, atau kudeta.  Susah melihat pembenar atau dalih bahwa itu bukan suksesi.

Jadi ingat awal tahun lalu kala Demokrat, utamanya AHY menuding Jokowi mau mengudeta dirinya sebagai ketua umum Demokrat. Ini sih kek teriakan ABG takut gebetannya ilang. Apa alasannya? Demokrat sudah tidak punya posisi tawar sama sekali. Alias tidak lagi penting dan memengaruhi konstelasi perpolitikan bangsa ini.

Kudeta

Mengapa ada dugaan mereka mau kudeta?

Pertama, riuh rendah Sabtu lalu, meskipun akhirnya gagal total. Toh paling kenceng orang-orang Demokrat. Jelas gamblang pada media sosial ada dua, Andi Arief dan Rachland Nashidik. Mereka pengurus teras Demokrat, dan ini bukan sekadar isu, namun jejaknya jelas.

Kedua, desas-desus memang mengarah ke sana. Berseliweran pada media sosial, nama-nama kader dan elit Dmokrat, atau merujuk pusat partai ada disebut. Ini masih sebatas isu, karena hanya berupa desas-desus, kadarnya kalah dengan nomer satu.

Ketiga, apa yang disampaikan sering tanpa dasar yang kuat. Asal bicara, asal melontarkan apa yang kontra dengan kebijakan pemerintah. Hal yang sering tidak ada kepentingan nasionalnya, selain keinginan kelompok.

Keempat, tidak hanya sekali dua kali, mereka menyatakan pemerintah gagal, kudu turun, dan sejenisnya. Ini jelas-jelas tindakan secara tata negara adalah perbuatan kudeta atau makar.

Umum anak-anak biasa bercanda soal siapa yang kentut adalah yang berteriak paling kencang. Kog nampaknya hal yang sama demikian. Apa yang AHY teriakan itu keknya adalah apa yang mau dan kini ia lakukan. Lebih parah pada pemerintahan yang sah, menang pemilu dengan berdarah-darah.

Jangan terulang, di mana presiden-presiden pekerja dilengserkan dan malah presiden nol prestasi menjabat berlama-lama. Entah penyakit apa bangsa ini, ketika pejabat pekerja malah dimusuhi.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan

Leave a Reply