Ganjar Terkapar Prabowo Berkibar
Ganjar Terkapar Prabowo Berkibar?
Apa yang terjadi dengan gagalnya piala dunia U 20 di Indonesia jauh lebih sengit bicara mengenai pencapresan 2024. Padahal apa sih yang bisa dibuat Timnas Indonesia di gelaran piala dunia? ini tidak soal pesimis, namun realistis. Beda jika kita bicara mengenai Piala Thomas. Berkali ulang juara.
Begitu riuh rendah narasi menghujat Ganjar dan mengatakan kecewa, menarik dukungan, beralih menjadi pendukung Prabowo dan seterusnya. Hal yang sangat aneh sejatinya, ketika tidak mau tahu dengan fenomena yang terjadi di balik itu semua.
Pendukung Ganjar yang kecewa memprediksikan hasil survey pasti akan jeblok. Toh tidak sepenuhnya benar, apalagi dalam hari-hari ini ada dua rilis yang menyatakan turun dan stabil sama-sama satu. Toh survey di Indonesia susah dipegang validitasnya, lihat saja selama gelaran pilpres atau pilkada, mana yang valid dan mana yang bisa terbaca itu pesenan.
Dugaan banyak pihak PDI-P mau mengajukan Puan juga bisa berdampak berbeda. Apalagi ada kuda hitam yang sedang mencari panggung dalam diri Mahfud MD. Lihat saja sepak terjangnya yang membuka berbagai isu korupsi dengan angka sangat fantastis. Tetapi begitu banyak celah oleh pihak lain untuk menjadikannya sekadar ulah politis, bukan sebuah perjuangan untuk bangsa dan negara.
Peta perpolitikan masih sangat cair. Belum ada satupun calon yang sangat kuat, jelas, pasti, dan memiliki peluang gede, sebagaimana Mega-SBY pada 2004 dan 2009, atau Jokowi-Prabowo untuk 2014-2019. Kini, hanya berdasarkan survey ini dan itu, pun partai-partai masih alot, tarik ulur, dan saling tunggu.
Deklarasi Nasdem juga adem ayem, tidak ada tindak lanjut yang cukup menjanjikan bagi calonnya, lha wakilnya juga masih rebutan. Artinya, yang sudah deklarasi saja masih buram, apalagi yang sekadar rilis survey dan tidak punya partai.
Harapannya sih demi bangsa dan negara yang lebih baik. Pembangunan berkelanjutan, bukan malah rebutan, apalagi jika hanya menjadi boneka pihak asing yang biasa berpesta pora.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan