KPK Makin Merana
Ini bukan barang sepele, namun sebuah ironi, ketika mentalitas garong ada di dalam lembaga punggawa pemberantasan korupsi. Lha sama juga meminta musang menjaga ayam. Kan berabe semua.
Apakah ini baru terjadi? Susah meyakini ini adalah hal baru. Mungkin baru ketahuan dan baru terbongkar. Kebocoran sprindik itu juga kekacauan luar biasa lho. Itu sudah sangat lama, dari periode ke periode. Orang yang tidak bisa memegang kepercayaan. Ini soal karakter dasar.
Karakter yang memang tidak bisa dipercaya, seolah menjadi tabiat yang berdaya rusak luar biasa. Ini dimulai dari keluarga dan pendidikan. Siapa yang bisa membantah kalau seleksi ini dan itu murni benar-benar seleksi dan tanpa uang suap?
Reformasi sudah berjalan hampir seperempat abad. Namun terinterupsi 10 tahun dengan gaya kepemimpinan yang identik dengan Orde Baru. KKN kembali merajalela dan tagline satu musuh berlebihan membuat keadaan permisif dan takut konflik. Padahal menyelesaikan tabiat buruk ya perlu konflik.
Bagaimana bisa menghadapi perilaku buruk hanya dengan pendekatan soft? Demi tidak menebarkan permusuhan, dan akhirnya menjadi bencana. Panenan ngaco dan maling merajalela.
Apa yang perlu dilakukan?
Penegak hukum, hakim, jaksa, polisi, apalagi KPK maling hukuman otomatis dua kali lipat. Apalagi jika berani dengan nilai tertentu dengan vonis mati, tanpa upaya lanjut. Banding apalagi KPK.
Pemiskinan. Ini harus menjadi gaya baru pemberantasan korupsi. Mereka masih kaya, maka suap sana sini dan bisa menyewa pengacara bahkan merekayasa pasal dan bisa bebas ketika di penjara.
Hukuman sosial. Selain pemiskinan, buat jera dengan menjemur mereka di lapangan dan tepi jalan. Pasti teriak HAM. Maling sudah melanggar HAM. Mereka pelanggar HAM, hak mereka gugur. Paham tolol yang dilakukan pembela maling membuat geram.
Tanpa aksi ekstrem, jangan harap maling berdasi dan seragam bisa selesai. Katanya kejahatan luar biasa, penyelesaian biasa, bawah standart pula.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan