KSAD atau KSAL Pengganti Panglima TNI?
Panglima TNI menjelang pensiun. Desas-desus penggantinya mulai santer beberapa waktu lalu. Kini dalam puncak peringatan HUT TNI, lebih marak lagi pembicaraan itu. KSAU cenderung tidak masuk hitungan, karena baru saja dijabat AU.
Jokowi sebagai presiden, yang memiliki hal prerogatif tidak kaku dengan sistem bergilir antarmatra sebagaimana SBY. Tetapi, bahwa ada pergantian, tidak sebagaimana era Soeharto iya. Soal waktu dan sosok yang tepat pada momennya.

Masalah ke depan yang sangat penting untuk disikapi panglima yang baru adalah.
Toh suara-suara itu tidak pernah surut dari waktu ke waktu. Dampaknya bisa ke mana-mana. Alutsista, baik pembelian atau perawatan. Sistem awal bersih, semua akan ikut bersih. Ada perubahan, namun belum cukup. Yudo sangat rajin melaporkan harta kekayaannya ke KPK, sedangkan Andika tidak.
Faksi dan ideologi. Sikap pada hal yang krusial. Perkelahian antarmatra di lapangan masih sering, kecintaan pada korp yang tidak semestinya ini perlu dibenahi dengan baik.
Pembubaran HTI bukan barang sederhana, karena mereka masih saja mempertontonkan eksistensi mereka, meskipun tanpa label yang sama. Orang-orang yang sangat militan dan sudah meruyak ke mana-mana sangat sulit dikendalikan, jika tidak memiliki sikap yang sama, tegas, dan Pancasila.
Lihat saja postingan media massa. Prajurit dengan gagah memuji teroris. Membela aksi terorisme, terutama keluarga militer. Hati-hati, kalau mantan panglima Gatot menyebut penyusupan komunis, jauh lebih realistis, penyusupan ideolog yang tidak di belakang Pancasila.
Siapapun adalah yang terbaik bagi bangsa dan negara. Tidak perlu diragukan lagi kapasitasnya. Pribadi yang tepat dan paham perkembangan zaman itu yang utama.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan