Media Vietnam Sadar Mutu Liga Mereka Buruk

Media Vietnam Sadar Mutu Liga Mereka Buruk

Media Vietnam meradang ketika pemain mereka melakukan tindakan “bodoh” dalam pertandingan kelas AFC U-23. Mereka sampai mendapatkan hukuman tendangan  pinalti karena kiper ceroboh, menjangkau bola di luar kotak penalti, padahal tidak membahayakan. Kedua, ada pemain yang menginjak kaki lawan sehingga memperoleh kartu merah.

Permainan kasar dari pemain-pemain tim Vietnam sebenarnya sudah sering terjadi, terutama di Sea Games atau piala AFF. Wasit di kompetisi itu cenderung abai dan menganggap sebagai hal biasa. Ternyata media mereka menyoroti hal yang sama, berawal dari liga, reguasi liga yang sangat permisif dalam membiarkan perilaku bar-bar atau kasar.

Hal yang sebenarnya sama dengan liga di Indonesia.  Bagaimana begitu banyak kekacauan dan kekasaran dalam liga di negeri ini. Mau penonton,  pemain, ataupun official, toh selama ini belum ada pengamat ataupun media yang menyoal itu atas prestasi timnas. Paling-aling teriak ganti pelatih, malah parahnya mempersoalkan pelatih asing atau lokal. Padahal liganya saja penuh dengan pemain dan pelatih asing.

Liga itu seharusnya memegang memegang peran paling dasar dan penting. Pengalaman bertanding, mengetahui peraturan dengan fasih dan baik, repek pada lawan dan perangkat pertandingan, merasakan kalah dan menang, tahu batas dan juga kapasitas fisik, mengontrol emosi dan ketenangan ketika diserang dan menyerang. Itu semua diperoleh dalam pertandingan dan kompetisi yang kompetitif dan rutin.

Wajar STY mengambil pemain keturunan yang bermain di liga Eropa, karena pemain-pemain ini lebih matang, dibandingkan yang berkompetisi di dalam negeri. Terlihat ketika menghadapi Australia dan Korea Selatan mereka tidak lagi takut. Kalah sebelum bertanding ketika menghadapi tim besar atau yang memiliki rekam jejak mentereng sering terlihat. Permainan tidak berkembang.

Kesadaran media Vietnam ini sangat baik. Di sini yang menyadari sang pelatih STY dengan pendekatannya merekrut pemain keturunan. Cara jitu yang cepat menjadi pola dan sudah terlihat hasilnya.

Mantan pemain timnas saja tahu dan berkomentar bahwa stamina hingga 120 menit masih cukup baik, padahal dulu 60 menit saja sudah ngos-ngosan dan jelas dieksplorasi lawan untuk memperoleh kemenangan. Hal yang sudah berakhir saat ini.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan