AHY, “Kudeta” Masih Lanjut, Megawati Kecolongan, dan Politik Dua Muka Demokrat

Kemarin, cukup ramai lewat lini massa media sosial, di mana Marzuki Ali menyatakan, SBY memanggilnya dan mengatakan, ia akan maju bersama JK. Nanti Bu Megawati pasti kaget karena kecolongan dua kali.  Bagus, Marzuki Ali tidak menafsirkan atau memberi asumsi atas pernyataan itu. Ada pancingan dari lawan bicaranya pun ia ulangi, tidak tahu maknanya, yang ia dengar kalimat itu.

Tanpa memberikan tanggapan atas pernyataan itu Marzuki Ali memberikan kebebasan pada penafsiran pendengar dan penonton. Pilihan yang cerdik. Ia tidak memiliki beban moral apapun atas tuntutan jika terjadi. Permainan politik yang  harus AHY pelajari, sehingga tidak mudah terjebak pada sinisme dan menjadi bahan olok-olok massa.

Kudeta Masih Berlanjut

Usai AHY menyoal istana, dan bahkan Jokowi dengan bersurat segala, kalau dirinya mau dikudeta oleh salah satunya orang dekat Jokowi.  Memaksa Jokowi untuk menjawab dan bereaksi atas itu, namun tidak diacuhkan oleh presiden.  Hal yang sudah tepat.

Eh, kembali AHY mengatakan, sudah mendapatkan sinyal, kalau Jokowi tidak tahu menahu mengenai upaya kudeta kepada dirinya. Alih-alih meredakan badai yang ia ciptakan, namun malah menghindarkan diri dengan cara yang sama ngaconya.

Ini memperlihatkan ia mudah diombang-ambingkan oleh informasi yang masih mentah. Padahal seorang pemimpin itu tidak hanya melihat yang tersurat, jauh lebih penting itu yang tersirat. Dengan demikian, tidak mudah dikelabuhi oleh kawan apalagi lawan. 

Mempertontonkan kelemahan manajemen dan komunikasi internal yang dicoba keluar dan melibatkan Jokowi.  Memang mendapatkan ketenaran namun sekaligus cemar. Politik cemar asal tenar ini sudah tidak laku. Jadi upaya ini sia-sia.

Leave a Reply