Partai Biru Bermain di Kisruh Wadas?
Menarik apa yang terjadi di Wadas. Pemerintah ingin membangun bendungan dan perlu material berupa batu. Nah, ternyata menimbulkan pro dan kontra. Semua cara sudah diupayakan, mentok, ternyata oh ternyata, banyak narasi yang berseliweran, cenderung politis, bukan soal tanah dan proyek.
Beberapa indikasi permainan politik itu sebagai berikut;
Komentar dari politikus bersimbol warna biru langsung menohok gubernur, Ganjar Pranawa untuk bertanggung jawab. Apakah ini tidak berlebihan, padahal ada pimpinan daerah, bupati di sana. Nah, kebetulan yang berteriak itu satu kubu dengan pimpinan daerahnya.
Biasa memainkan narasi menggunakan SJW dan juga media sosial. Framingnya polisi dan tindakan represi. Siapa yang bisa memainkan mereka? Lagi-lagi si biru. Pernah kan demo dan membagi-bagikan batu dengan seragam dan juga memang kader partai itu.
Menyamakan Wadas dengan Kedung Ombo. Kisah dan peristiwa yang jauh berbeda tentu saja. Bagaimana proyek-proyek sekarang warga mendapatkan ganti untung. Jangan kemudian menyalahkan ketika mereka salah kelola uang, sebagaimana kampung milyarder di Tuban. Kasus yang lain.
Sangat penting menyelesaikan kisruh-kisruh demikian sedetail mungkin, sampai pada aktor intelektual. Jangan beri ruang untuk ngeles, apalagi hanya meterai cemban dan ngakak-ngakak. Pelaku lapangan bolehlah, tetapi dalang intelektualnya jangan diberi kesempatan.
Selalu saja terulang begitu, UU Ciptakerja, UU KPK, kini Wadas. Jangan salahkan ketika nanti mereka lagi dan lagi yang memainkan cara-cara murahan seperti itu terus menerus. Karena penyelesaian yang hanya mengorbankan pelaku lapangan.
Politikus pecundang yang hanya berani mengorbankan pihak lain demi naik kelas dan mendapatkan kekuasaan. Kursi jabatan itu perlu diperjuangkan, diraih, dan diperoleh dengan kerja keras, bukan menumbalkan pihak lain.
Pernah bukan terekspos ada elit partai sedang menyaksikan rusuh dengan gagah di ruang berpendingin ruangan? Apa itu calon pemimpin masa depan yang dibanggakan. Tega pada kerugian negara kog mau menjadi presiden?
Mau jadi kuda hitam, tetapi perilaku kuda lumping yang tidak karu-karuan. Perlu diingat, lupakan partai suka kekerasan namun tampilan sok alim dan sopan.
Salam penuh kasih
Susy Haryawan