Paskah dan Perpolitikan Hari ini
Paskah dan Perpolitikan Hari ini
Pilpres sudah selesai, hanya menunda sejenak saja proses di MK. Hasilnya sudah bisa ditebak kog. Hanya drama saja ketika MKMK menyatakan Ketua MK melanggar lagi etika. Pun Bawaslu mengatakan Ketua KPU berbuat yang sama, toh ujung-ujungnya masih sama saja. Tidak ada perubahan yang signifikan.
Kisah ini identik dengan peristiwa Paskah 2000 tahun lalu. Bagaimana kolaborasi dari pihak-pihak yang biasanya berseteru, bertentangan, dan bertikai itu juga terjadi. Cermin yang sangat jelas, lugas, dan juga terang benderang. Bagaimana mereka bekerja sama, kolaborasi, dan saling dukung di dalam mencapai tujuan.
Bawaslu dan MKMK jelas menyatakan, bahwa ada pelanggaran etika, di dalam hidup sosial, etika itu jelas lebih dari sekadar hukum. Tetapi bagaimana mereka dan juga para pihak yang memperoleh “keuntungan” itu dengan sangat gagah melenggang tanpa merasa bersalah.
Sedikit berbeda dalam kurun waktu dan perilaku. Sejak 98 ada yang disematkan sebagai penculik dan penanggung jawab kerusuhan, ada bukti tertulis para jenderal yang menyatakan itu sebagai pelanggaran, kini tiba-tiba hampir semua berbalik arah menjadi pendukung untuk menjadi panglima tertinggi di negeri ini.
Pada 2019 mereka masih bersikukuh bahwa apa yang mereka, para jenderal itu lakukan adalah benar, tidak ada yang salah. Memang kini mereka bungkam, tidak ada yang bersuara soal hal ini. Belum ada yang menanyakan, atau berani bertanya kepada para bintang itu.
Jumat Agung, ada pilihan Yesus Barabas atau Yesus dari Nazareth. Satunya adalah penjahat, pemberontak, pembunuh, dan Yesus dari Nazareth dituduh menghujat Allah, bukti-bukti tidak membenarkan fakta itu. Toh si Barabas dipilih untuk dibebaskan. Status Barabas jelas sudah terbukti oleh peradilan dan perilakunya dalam kehidupannya. Hal yang senada dengan MKMK dan Bawaslu bukan?
Masihkah akan ada drama lanjutan sebagaimana kisah Paskah? Layak ditunggu.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan