Pinjol Oh Pinjol

Pinjol Oh Pinjol

Dua pengalaman mendapatkan tagihan pinjol. Satu memang menggunakan aplikasi gede rintisan milik salah  satu menteri. Penagih hanya nggriseni, mengirimkan chat dan habasanya masih bisa diterima. Tanpa ada ancaman atau makian. Tekanan sih ada.

Hanya saja saya chat ketika sudah dilunasin mereka diam saja. Saya tanya apakah sudah dibayar? Dan dijawab sangat singkat, sudah, lain ketika mereka menagih, Panjang kali lebar.

Pengalaman kedua, ada makian dan ancaman. Mau dijadikan pembayar, malah ada tuduhan maling, dibayar si peminjam, dan keluar kata asu segala. Sama sekali tidak ada pantas-pantasnya, dan seolah pihak yang dihubungi itu pasti tahu dan paham dengan keadaan itu.

Karena pengalaman ini sama sekali tidak dihubungi sebagai penjamin, lain dengan pengalaman pertama di atas yang sudah paham dengan baik. Nah, model kedua ini, konon nyolong data dari phone book, jika benar, merekalah maling teriak maling.

Saya tidak memihak si peminjam dan memusuhi si pemberi pinjaman. Wong faktanya kesulitan keuangannya terselesaikan kog. Tanpa lama dan ribet. Ini yang sering membuat saya tidak jadi jengkel dengan penagih model apapun.

Benar pemilik uang wajib menagih, pun peminjam wajib menggembalikan. Namun perlu etika dan kehati-hatian bagi si pemodal, jika keadaan tidak pas baik-baik saja bisa jadi bencana.

Misalnya yang dimaki, diteror ini tidak tahu apa-apa, dan kebetulan jantungan atau memang mentalnya ringkih bisa berabe. Untung saja saya tidak pedulian, baca dan tanpa memberi energi dan porsi, diamkan saja, wong saya tidak merugikan siapapun, tidak juga mendapatkan keuntungan apapun. Hanya rugi membaca hal buruk saja.

Ada etika juga, Ketika menagih terus menghubungi, Ketika sudah dapat yang dimaui, tanpa memberikan informasi. Padahal kan layanan jasa, bukan preman online, jika sama dengan perilaku bar-bar penagih utang di pasar bua tapa kenal internet?

Sekali lagi, saya tidak menyalahkan penagihan, namun cara yang dipakai, malah membuat orang untuk antipati, dan bisa-bisa mencari cara untuk mengemplang dengan sengaja.

Miris negara beragama, mengagungkan mengenai religiusitas, namun caci maki dan tuduhan asal njeplak terjadi. Sama sekali tidak ada indikasi orang berpendidikan dan beragama.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan