Prabowo Subianto ke Mana?
Enak kalimat ini. He…he… Jadi ingat setiap Jumat masa menjelang dan saat kampanye. Kalimat tanya itu selalu memenuhi lini massa media sosial. Kini tanya yang sama layak dinyatakan.
Ada beberapa hal menarik untuk disimak dan dicermati. Mengapa dan ke mana Prabowo Subianto ;
Pertama, ini soal 2024. Berarti Prabowo Subianto masih banyak berharap untuk kembali menjadi capres. Mengapa? Diam karena dia menyimpan harapan, jangan sampai ada pihak yang marah dan meninggalkannya.
Kedua, kini, makin santer tersiar, kalau Prabowo dibuka kemampuannya dengan telanjang. Tidak ada kemampuan sama sekali. Menhan saja tidak mampu, apalagi presiden.Memang sangat sih sangat mungkin demikian.

Ketiga, aneh dan lucu, ketika Fadli Zon malah mendesak presiden untuk mengganti Menkeu Sri Mulyani, yang tidak ada satu alasan yang masuk akal. Kecuali karena keberanian menyasar Cendana. Berbeda ketika ia diam karena Prabowo adalah bosnya.
Keempat, sejak awal memang Prabowo ini beban Jokowi. Namun, konsekuensi logis atas dua kutub politis yang perlu jembatan. Suka atau tidak, Prabowo memang bisa menjadi peredam banyak hal yang tidak penting.
Kelima, soal Fadli dan kelompok yang masih saja nyinyir, itu memang beda faksi, cenderung ideologis seperti HTI-FPI, atau barisan sakit hati yang diwakili Refli, Ramli, dan Didu. Atau masa lalu yang malu, sepertti SBY, JK, dan model mereka ini. Ada pula masa lalu yang enggan ketahuan. Ini lagi-lagi ada JK dan pelaku bisnis hitam dan terutama Cendana.
Prabowo dengan diam sejatinya sedang menimbun dirinya dalam kubur yang makin dalam. Kemampuannya terbaca dengan sangat lugas. Apa yang disampaikan selama kampanye hanya sebuah retorika omong kosong.
Rakyat juga makin cerdas, sehingga pilihan makin jelas. Memang sekelompok pihak menggunakan keberadaan Prabowo untuk keamanan sendiri. Siapa saja mereka, yang ada di point lima di atas.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan