Seberapa Menarik Prabowo-Cak Imin?

Semi deklarasi oleh PKB dan Gerindra dengan jagoan muka lama. Itu lagi –itu lagi, Prabowo-Cak Imin. Seberapa besar peluang mereka menghadapi pilpres 24? Apakah ada yang menjual dan menarik dari mereka berdua?

Mari kita telah masing-masing calon ini, baik Prabowo ataupun Cak Imin, termasuk mengenai partai mereka selama ini. Kedua partai  ini lumayan konsisten dalam kursi dan suara.  Tidak cukup meyakinkan loyalitas dan kesetiaannya, jika dibandingkan PDI-Perjuangan atau PKS. Namun masih lumayan dari pada Demokrat.

Cak Imin

Sama sekali tidak pernah berbicara di dalam survey, masih kelas bawah, tapi selalu pede dalam menyatakan diri sebagai kandidat baik wapres kala-kala malah presiden. Ini  hanya cukup untuk menggaet pemilih dalam pileg, bukan pilpres. Tidak ada partai yang cukup waras untuk membawanya maju dalam konstelasi pemilihan presiden.

Prestasinya baik sebagai menteri, pimpinan dewan, atupun  majelis juga sama saja. Tidak ada yang menonjol dan luar biasa. Kecuali era Orba dan masa lalu, di mana belum melihat prestasi ala Jokowi-Ahok. Kinerjanya tidak cukup menjual.

Dua masalah krusial yang tidak bisa Cak Imin bersihkan dalam berpolitik. Soal menjungkalkan atau mengudeta Gus Dur dari kursi PKB. Masalah kedua aroma duren dalam kasus korupsi dan itu lebih susah karena tidak pernah diselesaikan.

Simpulannya, hanya dagelan politik dan menaikkan posisi tawar. Tidak adahal istimewa yang bisa menantarnya menjadi RI 1 atau 2.

Prabowo

Sama-sama paham bahwa dengan menjadi menteri makin menunjukka Prabowo bukan siapa-siapa. Prabowo, tidak memberikan diri dan bukti bahwa ia layak untuk lebih dari sekadar menteri. Ide, gagasan, dan tanggapan mengenai isu-isu terkini sangat buruk. Tidak ada sama sekali.

Jabatan menteri kalau bukan karena simbol politis tentu sudah ditendang Jokowi. Tapi karena jabatan simbol, ya sudahlah. Apa   iya orang demikian patut jadi presiden? Tidak.

Mengelola partai saja kacau dan tidak jelas. Lihat anak buah main dua kaki diam saja. Visinya tidak jelas termasuk menggunakan politik identitas.

Belum lagi jika bicara kekerasan era 98. Bagaimana mereka, para pendukungnya untuk bisa mempertahankan nama Prabowo. Paling banter tidak disidang dan sejenisnya.

Bersama Megawati saja tidak mampu berbuat banyak apalagi dengan Cak Imin. Keduanya kartu mati malah. Tidak ada yang saling mengisi untuk menguatkan. Sama sekali tidak menjual.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply