Tahu ini, Anies Menyesal Telah Melepeh AHY
Usai deklarasi oleh Nasdem, Anies Baswedan sempat bertemu AHY. Tampaknya ia masih ragu dan belum puas, maka menyempatkan diri menemui Jenderal Andika Perkasa dan malah memberikan signal lebih kuat untuk menggandeng Panglima TNI itu dari pada pensiunan mayor.
Surya Paloh sekalu bos partai politik tentu lebih paham permainan dan kalkulasi politik, bersama Demokrat jauh lebih menjanjikan bagi partai politik. Jelas perbedaan hitung-hitungan. Belum lagi jika bicara keberadaan PKS yang memang berbeda kepentingan.
Pergi ke Jerman dan mengatakan, memikirkan rakyat. Entah rakyat yang mana, wong nyatanya ada gempa juga dia diam saja. Eh malah ternyata lagi ke Australia. Ternyata dia mewakili rakyat bangsa ini untuk terbang ke sana ke mari. Bayangin Jerman, padahal pemerintah sedang berjuang melawan Barat dalam soal penjualan nikel mentah. Apa upaya untuk meminta bantuan mereka dengan mengatakan, akan membatalkan penjualan barang jadi?
Jika iya demikian, waduh ngeri sekali menjadi pemimpin yang akan membawa Indonesia mundur lagi. Melihat model kepempinan bapaknya kemarin sih sangat terbuka kemungkinan itu.
Tiba-tiba nongol dengan berita menjalin kerja sama dengan petinggi politik dari negeri sebelah. Australia. Ada story tidak sedap dengan negara jiran yang satu itu. SBY sang pepo “membebaskan” ratu narkoba, ada juga penyadapan istana SBY ketika itu.
Tentu saja ketemu sebagai orang parpol. Miris jika agendanya adalah membantu pemenangan AHY untuk kepentingan Ausie pastinya. Seperti kisah Timor Timur menjadi Timor Leste juga aktor gedenya negeri kanguru.
Posisi strategis Indonesia, kekayaan alamnya, dan banyak potensi yang bisa dimanfaatkan, membuat raksasa dunia berebut. Barat dengan motor Amerika Serikat, Eropa, dan juga Australia tentu saja maunya Indonesia lemah dan bersama dengan mereka.
Berpuluh tahun mereka berpesta pora atas kekayaan alam negeri ini. hanya segelintir elit yang mendapatkan fee karena bekerja sama dan maunya dikadalin mereka. Rakyat menderita, bangsa menjadi miskin mereka tidak peduli.
Model pemerintahan dan pejabat ala Orba yang mau memimpin negeri ini? Usai rakyat bisa berdaulat, tidak lagi menjadi gedibal Amrik dan Barat, mosok mau diperbudak lagi. Mental mencari untung dan juga mengedepankan kepentingan sendiri sudah tidak zamannya lagi.
Kebersamaan dengan pihak luar itu bukan prestasi, malah bisa jadi adalah kembali mau jadi boneka mereka, seperti puluhan tahun negeri ini. Berdikari ala Bung Karno yang diwujudkan Jokowi lebih lanjut, jangan malah dijual lagi oleh anak kemarin sore yang tidak tahu apa-apa atas hidup ini.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan