Belajar Logis dari Cak Imin tentang Ponpes Buduran
Gagal Konstruksi Bukan Karena Usia, itu Beda Cak!
Miris, ketika ponpes hendak membangun gedung empat lantai malah ambruk. Lebih tragis lagi menyebabkan lebih dari enam puluh santri meninggal. Memilukan lagi bagi umat minoritas, yang susah membangun fasilitas utama, seperti gedung gereja, vihara, atau tempat ibadah lainnya, eh ini sarana penunjang hendak dibangun dengan dana APBN.
Alasan yang kurang masuk akal, di Tengah gencarnya efisiensi, eh KemenPU mengatakan, dananya cukup. Cak Imin mengatakan usai pondok ini sudah 125 tahun. Padahal yang roboh itu bangunan baru, jadi tidak relevan dengan usia ratusan tahun itu. Jika usia lebih seabad itu runtuh wajar jika negara hadir dengan anggaran negara.

MenteriPU pun mengatakan dari 43 ribuan ponpes, hanya 50 yang berizin, apalagi jika pondok ini termasuk di dalamnya, miris banget, sudah tidak berizin, menghilangkan nyawa, malah dibangun negara. Jikapun sudah berizin, jika dibangun dengan uang negara kog miris ya, bagaimana dengan Pembangunan Holyland yang sudah berjalan dan diinterupsi SK Bupati untuk dihentikan? Uang Yayasan lho, bukan uang negara? Di mana sila-sila Pancasila jika demikian?
Ke mana Kemenag dan Menteri-menteri?
Peristiwa di Sukabumi, Yasmin Bogor, Kubu Raya, Malang, ke mana Menag, Cak Imin, MenPU, dan FKUB? Kog tidak ada semua, kini ketika ada bangunan roboh karena gagal konstruksi, abainya manusia langsung ramai-ramai mengatakan kehendak Tuhan dan negara cepat hadir untuk membangunkan bangunan itu.

Benar, bagi negara bangunan empat lantai itu murah, namun sisi keadilan dan persatuan ke mana? Uang sendiri saja dibatalkan oleh umat dan sering bagian negara kog. Jangan mendadak kritis ketika seagama, peduli pada agama yang sama, pihak lain jadi budeg dan picek. Pemerintah macam apa ini?
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan
