7 Nasihat Paus Fransiskus
7 Nasihat Paus Fransiskus
Apa yang Paus Fransiskus sampaikan sangat mendasar. Sukarno dan Gandi kalau tidak salah mengajarkan satunya kata dan perbuatan. Pemimpin dunia ini menyatakan bahwa satunya ide atau gagasan, perkataan, dan perbuatan
Tiga nasihat yang sangat baik. Berarti bahwa apa yang digagas, dirancang itu mampu dikerjakan tidak semata dikatakan. Krisis ini yang sedang melanda negeri ini. Bagaimana banyak orang hanya omong sering tidak dipikirkan. Ada yang lain gagasannya muluk-muluk dikatakan dengan berbusa-busa, namun aplikasi atau pelaksanaannya nihil.
Pihak lain lagi melakukan, namun tanpa perencanaan yang semestinya, sehingga hasilnya tidak membawa dampak baik untuk sepentingan bersama. Gali sumur resapan, malah merusak jalan, jelas perencanaan, ide-gagasannya tidak matang. Jangan tanya soal ucapan, fasih dengan terminology agama pula.

Paus menambahkan, untuk bisa melakukan itu semua dengan cara memegang empat prinsip dasar;
Satu, fakta itu lebih dari Impian, ide, atau gagasan. Mewujudkan ide dalam hasil yang lebih factual. Apa yang terjadi di negeri ini adalah ide, kampanye, dan jargon-jargon kosong semata. Hasilnya jauh dari apa yang pernah dinyatakan.
Dua, persatuan mengatasi konflik. Semboyan bernegara dengan sila ketiga sering diabaikan karena egoism. Persatuan sering dikoyak demi memenuhi hasrat menguasai dan menjadikan dominan. Konflik terjadi karena abai akan persatuan.
Tiga, keseluruhan lebih daripada bagian. Lihat saja di sini, cenderung membesarkan bagian-bagian untuk mengatasi pihak lain. Mayoritas menindas minoritas, yang kecil harus menerima pihak yang lebih gede, walaupun sering salah.
Empat, realitas melebihi gagasan. Jika sekadar gagasan saja ya namanya omong kosong. Tindak nyata itu penting dengan hasil untuk kepentingan umum.
Rakus itu sumber konflik. Jelas kita pahami bagaimana kerakusan orang bisa menjadikan negara hancur. Perang itu karena ada pihak yang tamak akan keberadaan pihak atau negara lain. Mau menguasai tanah atau tambang yang ada. Di negeri ini ada pihak yang maunya menguasai dan harus diakui sebagai yang terbesar.
Permusuhan adalah kekalahan. Paham yang ada di sini, bahwa maunya memusuhi pihak yang berbeda dengan apa yang diyakini. Aliran, bukan agama. Kekalahan karena egoisme, karena maunya menang sendiri. Padahal bisa memilih menang-menang. Berbicara Bersama adalah sarana atau jembatan mengatasi permusuhan.
Berkata yang terbaik untuk orang lain. Nasihat mendalam di negeri ini yang begitu banyak caci maki dan ujaran menuding ke pihak lain yang akan berperilaku buruk. Kata-kata buruk disemburkan tanpa adanya saringan.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan
