Blunder PDI-Perjuangan
Blunder PDI-Perjuangan
Perang opini yang dibangun partai banteng hari-hari ini cenderung kontraproduktif. Mulai dari menyerang pilihan KIM yang mengajukan Gibran, keadaan MK, dan malah sering menyerang Jokowi. Suka atau tidak posisi Presiden Jokowi itu adalah kader PDI-Perjuangan. Membesar-besarkan jasa membawa Jokowi menjadi presiden tidak salah, namun tidak usah terlalu lebai.
Fokus saja pada pemenangan Ganjar-Mafud MD, itu jauh lebih baik dan bijaksana. Faktanya mereka berdua memang memiliki kapasitas, tidak kalah dengan Prabowo-Gibran, dan Anis-Muhaimin. Buat saja narasi mengenai keberhasilan Ganjar di Jawa Tengah yang sangat fenomenal. Pungli atas nama wisata ke luar SMA-SMK di Jateng yang bisa diatasi Ganjar itu faktual.
Membesarkan jasa membuat Jokowi menjadi presiden, merendahkan sebagai ini dan itu, malah seolah menisbikan keberadaan pembangunan presiden pemberani ini, malah mengurangi nama baik partai banteng sendiri bukan melemahkan keadaan cawapres Gibran. Mengapa tidak membesarkan saja jasa Mahfud MD yang berani bersikap atas korupsi yang begitu besar, sehingga ada pembongkaran kasus Alun Trisambodo.
Membuat setiap hari narasi karpet merah untuk Gibran, seolah Jokowi begitu rendah, tamak, dan juga gila jabatan. Padahal bisa kan membuat berita, opini, narasi, dan membuat nama Ganjar itu sebagai pemberani. Pembersihan sekolah-sekolah di Jawa Tengah meminimalisasi pungli, dan terutama efek radikalisme di sekolah.
Pemecatan kepala sekolah yang terindikasi suka intoleransi, ada pakta integritas mengenai mencintai Pancasila, bukan ideologi lain. Ini masih sepi dari pembicaraan. Kan jelas lebih keren dari pada membuat hinaan untuk Jokowi, MK, atau Gibran.
Sukses membuat rumah gratis bagi warga, sekolah gratis yang membantu masyarakat kecil, jelas PDI-Perjuangan banget. Malah diam saja mengenai penolakan Israel, padahal itu menggerus kepercayaan public pecinta bola.
Jangan sampai cara-cara PDI-Perjuangan itu malah seperti yang sudah-sudah, malah membuat mereka dipecundangin partai lain, bukan karena mereka pinter, namun karena mereka cerdik. Sepele yang merugikan bangsa dan negara.
Salam penuh doa
Susy Haryawan