AHY di Antara KIB dan Koalisi Raksasa Lain
Menarik, ketika Golkar, PAN, dan PPP membuat koalisi sebagai ancang-ancang untuk pileg dan pilpres. Disusul oleh Gerindra-PKB, dengan nama untuk menjadi capres atau cawapres masih bingung. Pun mereka masih terbuka untuk menerima partai lain untuk bergabung.
Para politikus yang membangun koalisi sebenarnya juga mau membranding diri dan menaikkan posisi tawar di depan calon, terutama jika Ganjar dengan PDI-P. Jaminan jadinya sangat besar. Puan pun masih banyak yang suka, meskipun berat banget.
Nasdem yang sudah sejak awal mau menjual Anies Baswedan ternyata tidak cukup mendapatkan respon. Wajar kepemimpinannya di Jakarta malah membuat potensi masalah. di survey-survey cukup tinggi, tapi partai selain Nasdem adem ayem.
PKS yang biasanya punya stok calon melimpah, kini juga masih diam. Anies pun tidak dilirik. Semua masih menunggu.
AHY dengan Demokrat. Ini paling heboh soal pilpres. Begitu gigih untuk mengajukan AHY sebagai calon, bahkan sejak 2019. Apa daya tidak cukup kursi dan atau pemilih. Kinipun 11 12 masi kondisi yang sama. Malah makin jelas mutu kepemimpinannya.
Perebutan dengan Moeldoko itu makin memperlihatkan diri dan susah membebaskan diri sebagai ketua karena pemberian. Sama sekali tidak bisa memberikan sebuah bukti kalau ia layak sebagai pemimpin.
Menanggapi isu, narasi, dan juga fenomena yang ada malah memberikan fakta kapasistasnya segitu. Tidak mencerminkan kapasistas pemimpin masa depan yang luar biasa. Muda tanpa misi berbeda juga buat apa.
Cenderung belum ada koalisi solid. Masih cenderung cair, yang akan bermanuver bahkan hingga menjelang penutupan pendaftaran. Lumayan untuk ramai-ramai. Toh tidak akan jauh dari itu-itu saja.
AHY juga masih tidak jauh-jauh dari apa yang mereka capai hari-hari ini. Miris potensial namun malah mengunci diri.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan