Stunting Integritas
Stunting Integritas
Kunthet integritas, kondisi di mana integritas negeri ini terpasung karena pertumbuhannya terhambat. Jika stunting badan, atau kuntheten sudah begitu banyak anggaran yang dikeluarkan untuk mengatasi, kunthet dalam konteks ini malah belum sama sekali disadari. Begitu banyak masalah karena lemahnya integritas.
Beberapa waktu ini, kita disugguhi dengan berbagai pembicaraan dan pemberitaan yang lebih cenderung kisah horror. Dampak negative yang ditebarkan dalam pembicaraan dan pemberitaan baik media massa ataupun media social. Ujung-ujungnya mengenai integritas yang tergadaikan.
Berkaitan dengan perilaku polisi yang banyak menjadi sorotan. Kasus Sambo, Teddy, Bonaparte, dan yang terbaru berkait dengan masalah judi online mau merazia HP memberikan bukti bagaimana kinerja polisi ternyata juga stunting. Masih diperparah dengan dugaan rekayasa kasus pembunuhan Vina di Cirebon. Mereka seolah-olah baik-baik saja, padahal belepotan dengan begitu banyak masalah. Faktanya ada yang harusnya memberantas perdagangan narkoba, malah menjadi agen penjualan dan memperdagangkan barang bukti.
Kerdil raga masih bisa diatasi dengan berbagai Upaya, namun jika yang stunting adalah akal dan jiwanya? Revolusi mental malah entah ke mana.
Integritas itu memegang peran penting. Bagaimana karakter berbangsa itu menjadi fundament dalam hidup bersama. Malu melakukan pelanggaran itu adalah perilaku utama, integritasnya teruji. Namun yang terjadi tidak demikian. Seolah-olah asal sesuai dengan prosedur atau SOP semua beres, padahal belepotan di sana-sini. Minimal adalah sikap bertanggung jawab dan disiplin. Hal yang sangat jauh dari apa yang kita saksikan dalam hidup Bersama di negeri ini.
Lihat saja jam kantor, terutama yang berhubungan dengan aparatur negara, susah melihat mereka bekerja dengan murah hati. Minimalis, di kantor banyakan ngobrol atau main HP. Menyaksikan dengan kepala sendiri, jam istirahat dan juga sholat dhulur 12.00-13.00, sepanjang jam tersebut ngobrol dan beranjak ke mushola pada pukul 13.20.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan