Bobby Nasution Membongkar Sarang Narkoba
Bobby Nasution Membongkar Sarang Narkoba
Pemerintah Tidak Perlu Takut
Cukup kaget, membaca pemberitaan dari Sumatera Utara. GRIB, ormas besutan Hercules mau mendemo KPK untuk mengusut kasus korupsi di Sumatera Utara, yang sudah menangkap beberapa pegawai pemda. Tuntutan lainnya untuk mengusut Blok Medan. Mengacu keberadaan tambang di Sumatera Utara.
Tidak lama kemudian, media yang sama, mewartakan kalau Gedung GRIB digrebeg oleh aparat, dalam kendali Bobby Nasution, Gubernur Sumut. Dugaan gedung itu menjadi markas dan tempat transaksi obat-obatan terlarang. Aksi yang cukup mendapatkan acungan jempol.
Pemerintah Hadir
Ormas yang satu ini sudah cukup lama malang melintang di negeri ini. Awal pemerintahan yang lalu, cukup berkibar dengan aksi-aksi yang mereka lakukan. Publik merasa resah, dan banyak pihak termasuk Mendagri Tito Karnavian menyatakan pendapatnya, terutama mengenai penggunaan seragam yang mirip militer. Akhirnya lumayan mereda.

Tiba-tiba hadir dengan ancaman demo ke KPK ini. Apa coba urusannya Hercules, ormas dengan perilaku korup negeri ini. Kog korup-korup yang lain diam saja, misalnya mengenai gagalnya food estate, atau kasus-kasus lainnya yang menjadi perhatian publik tidak terdengar suaranya. Apalagi jika bicara intoleransi, mereka mana pernah peduli. Perilaku korup pun hanya ini yang mereka frespon, kan banyak banget kasus-kasus lainnya.
Jika benar karena adanya sarang narkoba dan obat terlarang, bagus Tindakan aparat penegak hukum untuk melakukan penggrebegan. Jangan takut atau kendor jika mendapatkan balasan dengan cara-cara yang tidak konstitusional. Ormas, apapun bentuknya, siapapun pendiri atau ketuanya harus patuh dan tunduk pada aparat penegak hukum negara, dalam hal ini Kepolisian Republik Indonesia.
Sama sekali tidak ada dasar hukumnya Ormas melakukan tindakan penegakkan hukum. Lebih parah lagi menjadi pelindung pelanggar hukum. Padahal negara ini sering gagap jika menghadapi ormas model demikian. Cek saja, berapa banyak investor kabur karena pemalakan yang mereka lakukan. Polisi ngeper, karena “kekuatan” mereka.
Tentu saja kekuatan nyatanya bisa polisi kendalikan, namun di belakangnya yang super jumbo bisa “mengalahkan” polisi. Hal ini bukan lagi rahasia umum, semua juga paham.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan
