Logika Politik Anies Baswedan
Dinding pembatas JIS, stadion yang menjadi kebanggaan Gubernur DKI jebol. Ini kali kedua kejadian rusaknya fasilitas bangunan yang sedang diresmikan. Beberapa waktu lalu, atap tribunnya terbawa angin. Baca ambrol.
Artinya, mau angin, semangat penonton, masih akan baik-baik saja. Kecuali itu adalah angin badai, topan, atau jutaan penonton untuk kapasitas ratusan ribu bisa dipahami. Artinya adalah sangat mungkin karena konstruksi yang buruk. Perbedaan spesifikasi alat dan bahan konstruksi yang di bawah standart.
Jadi ingat, dalam sebuah buku humor, ada sebuah kisah lucu, seorang anak sedang meneliti serangga. Ia mencabut kaki serangga, ketika disuruh jalan, si serangga terseok-seokk karena kakinya kurang satu.
Ia ambil satu lagi kakinya, dan disuruh berjalan. Si serangga menyeret badannya untuk berpindah tempat. Dilanjutkan dengan semua kakinya dicabut. Ketika disuruh berjalan, si serangga diam saja.
Anak itu mengatakan pada temannya, serangga itu ketika kakinya dicabuti sampai habis menjadi budeg. Tidak bisa berjalan karena tidak mendengar perintah untuk jalan.
Apa yang terjadi dalam narasi politik Jakarta selama ini adalah logika berpikir bocah seperti ini. Ketika ketemu anggaran kemahalan itu adalah mark up anggaran, dengan segera dikatakan kelebihan bayar. Udara kotor mengatakan, angin tidak memiliki KTP sehingga tidak bisa dikatakan Jakarta udaranya kotor.
Tidak semata budeg, ini sih ndableg, dan gebleg. Anak itu gagal menganalisis soal serangga tidak bisa jalan karena tidak punya kaki atau tidak mendengar masih bisa diterima akal sehat. Namun kalau orang dewasa, memiliki banyak tim, berpendidikan, dan bahkan memiliki jabatan sangat tidak layak. Pemikiran yang sangat kekanak-kanakan.
Hal yang penting bahwa berpikir lurus, pener, dan sinkron itu penting dan bahkan utama. begitu banyak kita saksikan hari-hari ini, kita disuguhi logika separo data dan sebagian lurus. Padahal begitu banyak data dan pembanding bahwa itu sesat namun digaungkan oleh timnya yang memang memiliki pemaham sebelas dua belas dengan anak yang sedang meneliti serangga.
Salam Hangat Penuh Kasih
Susy Haryawan