Lowongan Kerja Paling Menjanjikan itu Parpol

Lowongan Kerja Paling Menjanjikan itu Parpol

Pemberitaan sebuah media menyatakan, bahwa banyaknya uang pembangunan infrastruktur lari ke ASN, birokrat, dan politikus. Mereka-mereka inilah yang mengerjakan proyek-proyek negara yang menggunakan anggaran super besar. Mau jadi ASN via partai juga bisa. ASN yang sudah sangat tinggi biasanya juga beralih jadi pengurus atau elit partai. Pun dengan birokrat, militer termasuk di sana.

Wajar ketika musim pemilu, begitu berlimpah orang-orang yang maju untuk menjadi calon legeslaif, termasuk masa pilkada. Jarang ada yang sepi peminat untuk menjadi calon legeslatif ataupun eksekutif, malah lebih banyak lagi. Kadang abai akan kemampuan atau kapasitas dan kapabilitas.

Lihat saja, berapa banyak sih pejabat publik, kepala daerah ataupun anggota dewan itu yang mumpuni? Jauh lebih banyak pengusaha, baca orang kaya atau artis yang menjadi caleg atau calon kepala daerah. Artinya apa? Mereka menjual   ketenaran dan popularitas untuk meraup suara. Tidak karena kemampuan dan prestasinya.

Mendengar jika ada salah satu caleg DPR-RI dan pasangannya DPRD-I modal 15 M dan lolos masuk gedung parlemen. Bayangkan dengan modal sebesar itu, pastinya akan atau harus balik 20-30 M baru impas. Ini pekerjaan yang sangat menjanjikan, tanpa risiko sebagaimana bermain saham atau mendirikan perusahaan bukan?

Tidak heran bahwa ada yang mengatakan, jika parpol adalah sarana mencari doit. Lihat saja bagaimana parpol baru bertumbuhan dengan konsep yang ala kadar. Ribut rebutan kader, kepengurusan dan kantor yang tidak lengkap. Jika tidak ada cuan di sana pastinya tidak akan semarak seperti itu.

Pilkada dan pilpres itu peredaran uang luar biasa besar. Kualitasnya jauh dari harapan. Suara itu dibeli bukan karena keyakinan akan prestasi dan kapasitasnya. Cek saja, berapa banyak yang bisa duduk di lembaga legeslatif atau eksekutif itu yang benar-benar mampu secara kapasitas, bukan karena mampu membeli pemilih?

Survey memang belum ada, dan tidak akan pernah ada, karena lembaga-lembaga ini pun sedikit banyak susah dipercaya, mereka lebih cenderung partisan. Bahasa lugasnya mereka ini juga bisa dipesan atau dibeli demi memberikan kesenangan atau kepuasan si pemesan, bisa parpol atau caleg-capres.

Bisa dibayangkan, negara ini seperti apa, ketika pengelola, manajemen yang melakukan hanya mencari uang. Jangan bicara partai politik itu pengabdian, mereka mengabdi uang dan kepentingan semata. Jangan harap lebih baik jika masih seperti itu terus.

Upaya perbaikan signifikan ketika bisa penyederhanaan partai politik. Berani menyita aset maling-maling berdasi ini, termasuk di dalamnya orang-orang politik alias politikus. Berani tidak mereka memberikan pembuktian terbalik atas kekayaan mereka?

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan