Polisi Jawa Tengah Ada Apa?

Polisi Jawa Tengah Ada Apa?

Beberapa hari terakhir, di Jawa Tengah sedang ada kelucuan mengenai polisi. Awalnya, ketika pengundian nomor urut  pilkada Jateng, salah satu calon gubernur, Andika Prakasa tampak mengulurkan tangan, Kapolda Jawa Tengah  dan Gubernur Jawa Tengah hanya menunduk, seolah enggak berjabat tangan.

Ada klarifikasi pihak kepolisian, bagian humas yang mengatakan, bahwa itu hanya setingan pihak tertentu yang mau membuat citra kepolisian jelek. Jika lengkap, terlihat bahwa sebelum acara mereka, polisi dan cagub Andika berbincang akrab. Sudah ada klarifikasi, publik juga tidak lagi membicarakan.

Eh malah tiba-tiba Kapolda menjelaskan sendiri dan malah semakin  meliar karena mengaku tidak salaman karena menjaga netralitas. Netizen kemudian mengulik lebih lanjut, ternyata ada rekaman ia bercipika-cipiki dengan cagub yang lain, dalam hal ini Lutfi seniornya. Padahal apa yang disampaikan anak buahnya lebih rasional, meskipun juga lemah. Apa yang ia katakan lebih parah, karena alasannya tidak terbukti dengan potongan gambar lain.

Apa yang anak buahnya katakan, lemah, namun tidak sangat lemah, karena jika ada rekaman lain pasti perbincangan yang katanya hangat itu pasti terlihat, dan tidak terbantahkan. Lemahnya adalah, lha memang jika hanya berpamitan dan ada tangan yang terulur, itu tidak perlu disambut, dan hanya menunduk itu cukup? Jika dibalik, apakah hal itu wajar begitu saja.

Lain, jika bicara Kapolda yang mengatakan, bahwa menjaga netralitas, ketika ada  potongan gambar atau video lain yang memperlihatkan penampakan ia berciuman dengan cagub Lutfi, di mana netralitasnya? Apakah yang ia katakan netral itu bersikap berbeda dengan pasangan cagub dan hangat dengan yang sejalan?

Mengapa perlu klarifikasi yang sudah dinyatakan anak buahnya, dan malah lebih parah. Terlihat malah memang ada agenda di sana. Jika tidak ada biarkan saja, toh akan terlupakan dengan sendirinya kog.

Jika, memang benar ada agenda yang dijalankan polisi, ini sangat buruk. Apa bedanya dengan Orba di mana polisi, militer, dan ASN itu bagian dari Golkar. Percuma ada reformasi berdarah-darah jika demikian. Tampilan demokrasi hari-hari ini identik dengan  masa lalu kog.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan