Banteng Bertikai, Siapa Untung?

Banteng Bertikai, Siapa Untung?

Dua nama yang paling santer disebut sekarang Jokowi dan Megawati. Padahal mereka bukan calon presiden dan wakil presiden. Namun keduanya malah lebih sering menjadi bahan perbincangan. Sayangnya, mereka menjadi perbincangan dalam konteks yang tidak baik-baik saja. Malah cenderung mereka bertarung dalam arena yang sangat tidak mereka maui.

Berbagai-bagai manufer yang cenderung saling menjatuhkan. Siapa yang bermain dan yang menjadi korban atau pelaku malah saling silang, tidak karuan. Mana yang lebih bisa diyakini kebenarannya sangat sumir.

Isu, kadang juga fakta yang digoreng jadi ke mana-mana. Ada MK, yang dipelesetkan dengan mahkamah keluarga, atau mengenai syarat cawapres yang ditudingkan sebagai KKN, orde baru gaya baru. Padahal Megawati sudah juga mengatakan, elit PDI-Perjuangan menghentikan nyinyiran pada Presiden Jokowi.

Terakhir mengenai video salim dan sungkeman Kaesang, yang dinarasikan Megawati cuek. Tidak lama lagi, ada video yang memperlihatkan ketua PSI itu salim dengan sangat hangat bersama   ketua banteng moncong putih. Mau memperkeruh keadaan. Politik makin panas, siapa yang main, siapa pelaku, siapa korban, dan siapa yang teruntungkan.

Saur manuk, saling serang dari dua kelompok nasionalis ini, justru membahayakan bagi kemenangan kedua calonnya. Ketika mereka saling serang, siapa yang untung?

Perlu ingat pilkada DKI 2017, Ketika kedua pihak nasionalis saling serang, pihak yang sama sekali tidak diperhitungkan, malah meraih kekuasaan, dan itu fakta yang tidak bisa dibantah seperti apa. Begitu banyak masalah dan kegagalan serta kerusakan.

Hal yang perlu disadari kubu Prabowo dan Ganjar, untuk tidak meneruskan “perang” sebagaimana selama ini. Saling serang dan saling menjatuhkan dengan isu-isu yang dicari-cari, dibesar-besarkan, dan saling berbalas untuk saling menjatuhkan. Apakah yang mereka dapatkan.

Bisa jadi, malah ada yang menyalib ditikungan, menyedihkan bagi bangsa dan negara. Risiko bagi negara yang pluralis dan berdasar Pancasila dan NKRI. Lihat bagaimana perilaku ugal-ugalan pilkada DKI 2017, siapa yang bisa membantah keadaan itu.

Lihat saja, bagaimana mereka, kelompok yang di luar dua itu malah diam, tenang, dan seolah tidak aksi apapun. Faktanya, kedua koalisi nasionalis malah bertikai sendiri-sendiri. Susah membayangkan, jika mereka yang menang dan memperoleh kursi kekuasaan.

Visi dan misinya saja begitu ngacau, mau seperti apa negara ini mau dibangun dan dibawa. Apa iya bisa menjadi negara maju di 2045, sebagaimana gagasan optimis Presiden Jokowi. Apa iya akan dibiarkan mereka yang mendapatkan kursi pemerintahan yang begitu besar kekuasaan untuk membawa negara yang sekaya ini.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan