Dana dan Penceramah Arab, Relasi China dan Amerika serikat

Akhir-akhir ini, penceramah terutama keturunan Arab sangat getol menegasikan budaya Indonesia. Ada yang mengatakan wayang tidak sesuai agama, atau nama-nama Sansekerta tidak patut. Ada juga yang mengatakan budaya Nusantara jelek, lebih baik Arab. Selain itu cenderung mengajarkan hal-hal yang mengaitkan surga  dengan seksualitas.

Merasa aneh dan miris, kini negeri ini diperkeruh dengan persoalan yang sejatinya tidak masalah, namun dicekoki dengan dalil-dalil yang tidak cukup memiliki dasar, namun merusak kebersamaan.  Bagaimana membungkuk ketika melewati orang tua, atau bersalaman-sungkem saja dipermasalahkan.

Mahfud MD pernah mengatakan, jika akan ada uang gede dari Arab masuk Indonesia. Ini dampak di mana Kerajaan Arab Saudi hendak menangkap  para pendakwah radikal. Mereka yang tidak terima sangat mungkin lari ke sini dengan membawa  dana segar yang sangat besar.

Negeri ini sangat kaya dengan sumber daya alamnya. Terbaru dan sedang menjadi trend dunia adalah nikel. Siapa kaya akan nikel, ke depan akan menjadi jawara. Sekian lama pemilik minyak adalah juara, kini beralih.

Konon, isu-isunya, Libya, Iraq, Suriah, dan Timur Tengah yang  porak poranda itu karena ada desas-desus dengan menghilangkan sejarah bangsa, menkafir-kafirkan kelompok yang berbeda. Peran Amrik dan Barat suka atau tidak cukup kuat.

China kini sedang menuju pada puncak kejayaan di dunia. Mereka   menggusur Amrik yang terlalu pongah untuk memaksakan kehendak di atas bumi. Usai runtuhnya Unisoviet, cukup lama Amrik merajalela sendirian. Rusia tidak cukup gede melawannya.

Mana sih China menduduki negara lain sebagai jajahan, soal Taiwan dan Hong Kong beda kasus. Amrik yang mengangkangi Free Port tahunan pada diam. China baru membangun di beberapa tempat sudah heboh.

Mengapa? China jangan sampai akrab dengan Indonesia.  Menghadapi China saja sudah berat apalagi ditambah Indonesia. Hal yang sangat menyulitkan Amrik dan Barat tentunya.

Masalahnya di sini banyak makelar yang menjual negara demi kepentingan sendiri. Lihat saja yang marah-marah selama ini kan kran ketamakan mereka tersumbat atas keberanian Jokowi. Malingan mereka diminta balik lagi.

Dana Arab kog mendekati faktualisasinya, jika melihat fenomena yang ada. Menghadapinya kudu dengan kebersamaan di dalam bingkai NKRI.

Salam penuh kasih

Susy Haryawan