Menyantuni Keluarga Teroris, Jokowi Salah?
Dua hal yang lagi hangat menjadi gorengan hari-hari ini. Jokowi menyantui keluarga teroris dan menghadiri pernikahan artis. Soal kedua ini malas membahas. Tidak penting. Menarik justru bagaimana Presiden Jokowi hadir bagi seluruh anak bangsa.
Sama juga dengan menemani anak di persidangan karena tawuran. Anak itu salah karena tawuran, tetapi toh masih anaknya. Tentu bukan mendukung anak tawuran, namun mendukung moral si anak agar tidak makin terpuruk dan semakin jauh dari jalan yang semestinya. Sesederhana itu.
Keluarga teroris, suka atau tidak, rela atau tidak, ikhlas atau berat hati, mereka juga korban dan sekaligus masih tetap warga negara. Jika pemerintah membiarkan mereka itu justru salah dan menyalahi salah satu tugas pemimpin. Mengapa?
Pertama, mereka ini juga korban dalam banyak arti. Korban ideologis jelas. Siapa sih yang dengan suka rela dan mau dengan begitu saja kehilangan keluarga, apalagi kepala keluarga, kalau bukan karena ideologis.
Korban dalam konteks ini. Wong nyatanya mereka juga menderita, mana ada kelompoknya yang membantu. Sangat mungkin ditinggalkan karena kepentingan keamanan. Nah apakah pemerintah juga harus abai dan menghukum jika mereka tidak tahu dan tidak mendukung aksi anggota keluarga mereka.
Jika demikian, kejamnya sama dong. Apa bedanya teroris dan pemerintah.