5 WTS-nya Demokrat-Benny K. Harman
Menarik apa yang disampaikan Benny K. Harman akhir-akhir ini berkaitan dengan drama pembunuhan Brigadir J dan serial Sambo yang tidak berujung ini. Usai mengatakan Sambo tidak perlu dinonaktifkan, kemarin dalam rapat dengan Menkopolhukam, ia malah meminta Kapolri Listyo Sigit dinonaktifkan. Menarik karena banyak kengacoan di sana.
Waton sulaya, WTS, asal berbeda, seolah menjadi gaya oposan Demokrat. Meniru politik Anies Baswedan tampaknya. Lihat saja bagaimana Benny K. Harman bisa sengaco itu, tidak mungkin doktor, komisi hukum tapi tidak paham hukum.
Mengapa ganti presiden? Jika presiden seoon yang mereka bayangkan, dengan sangat mudah Jokowi akan diimpeachment karena melanggar UU. Gagasan konyol karena presiden sekarang bukan pimpinan partai pemenang pemilu sekali saja ini. Baperan dan mudah ditekan.
Lima hal waton sulaya yang layak dicermat.
Satu, mengatakan Sambo tidak perlu dinonaktifkan. Kan jenderal yang memiliki pasukan. Bisa melakukan apa saja. Lihat saja berapa banyak bintang apalagi bawahnya yang terkena jerat kasus ini. pemikiran yang sama sekali tidak bermutu.
Dua, eh malah meminta Kapolri, Listyo Sigit yang dinonaktifkan, ini jelas lebih koplak lagi. Siapa yang akan menjadi penanggungjawab kepolisian, dalam keadaan berkasus, skandal gede pula. Pejabat sangat tidak layak karena tidak bisa mengambil kebijakan yang mendasar. Mosok komisi hukum dan juga doktor tidak paham , hal sesepele ini. Menganti malah lebih waras.
Tiga, meminta Menkopolhukam yang menonaktifkan. Lha memangnya yang mengangkat Kapolri Menko? Presiden cui. Apalagi lanjutannya dijabat oleh Mahfud MD. Makin oon dan tidak jelas, jangan-jangan lagi tidak sadar pas bicara.
Empat, mosok polisi dipimpin sipil. Apa iya bintang tiga mau dipimpin sipil, lha dipimpin adik tingkat saja sudah sensinya minta ampun. Mosok lagi-lagi pengetahuan sesederhana ini saja tidak paham sih? Kalau pura-pura tidak tahu sih bisa dipahami, ngeri kalau memang tidak tahu dan paham birokrasi dan kebiasaan di dunia kepolisian atau militer.
Lima, dalam rapat dengan mitra eksekutif, legeslatif memang dilindungi oleh hukum. Mereka mendapatkan kekebalan. Mirisnya adalah, lha kebal kog beda tipis sama dengan bebal, kan memalukan.
Apakah AHY selaku ketua umum akan mengambil sikap, menegur atau memindahkan komisi misalnya? Tidak akan. Patron mereka kan pokok menjadi bahan pembicaraan, mau buruk tidak masalah. Politik tenar meskipun cemar, atau cemar asal tenar bukan masalah akan menghancurkan negeri ini.
Belajarlah pada Jokowi-Ahok, bukan malah dimusuhin karena tidak mampu belajar dari sana. Memalukan.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan