5 WTS-nya Demokrat-Benny K. Harman

Menarik apa yang disampaikan Benny K. Harman akhir-akhir ini berkaitan dengan drama pembunuhan Brigadir J dan serial Sambo yang tidak berujung ini. Usai mengatakan Sambo tidak perlu dinonaktifkan, kemarin dalam rapat dengan Menkopolhukam, ia malah meminta Kapolri Listyo Sigit dinonaktifkan. Menarik karena banyak kengacoan di sana.

Waton sulaya, WTS, asal berbeda, seolah menjadi gaya oposan Demokrat. Meniru politik Anies Baswedan tampaknya. Lihat saja bagaimana Benny K. Harman bisa sengaco itu, tidak mungkin doktor, komisi hukum tapi tidak paham hukum.

Maunya mengganti presiden sebagaimana mereka gembar-gemborkan selama ini. Alasan yang masuk akal adalah, mereka si mersi malu karena terlihat tidak bisa apa-apa selama 10 tahun, kecuali mangkrak, utang, dan juga maling berdasi yang menjadi.

Mengapa ganti presiden? Jika presiden seoon yang mereka bayangkan, dengan sangat mudah Jokowi akan diimpeachment karena melanggar UU. Gagasan konyol karena presiden sekarang bukan pimpinan partai pemenang pemilu sekali saja ini. Baperan dan mudah  ditekan.

Lima hal waton sulaya yang layak dicermat.

Satu, mengatakan Sambo tidak perlu dinonaktifkan. Kan jenderal yang memiliki pasukan. Bisa melakukan apa saja. Lihat saja berapa banyak bintang apalagi bawahnya yang terkena jerat kasus ini. pemikiran yang sama sekali tidak bermutu.

Dua, eh malah meminta Kapolri, Listyo Sigit yang dinonaktifkan, ini jelas lebih koplak lagi. Siapa yang akan menjadi penanggungjawab kepolisian, dalam keadaan berkasus, skandal gede pula. Pejabat sangat    tidak layak karena tidak bisa mengambil kebijakan yang mendasar. Mosok komisi hukum dan juga doktor tidak paham , hal sesepele ini. Menganti malah lebih waras.

Tiga, meminta Menkopolhukam yang menonaktifkan. Lha memangnya yang mengangkat Kapolri Menko? Presiden cui. Apalagi lanjutannya dijabat oleh Mahfud MD. Makin oon dan tidak jelas, jangan-jangan lagi tidak sadar pas bicara.

Empat, mosok polisi dipimpin sipil. Apa iya bintang tiga mau dipimpin sipil, lha dipimpin adik tingkat saja sudah sensinya minta ampun. Mosok lagi-lagi pengetahuan sesederhana ini saja tidak paham sih?  Kalau pura-pura tidak tahu sih bisa dipahami, ngeri kalau memang tidak tahu dan paham birokrasi dan kebiasaan di dunia kepolisian atau militer.

Lima, dalam rapat dengan mitra eksekutif, legeslatif memang dilindungi oleh hukum. Mereka mendapatkan kekebalan. Mirisnya adalah, lha kebal kog beda tipis sama dengan bebal, kan memalukan.

Apakah AHY selaku ketua umum akan mengambil sikap, menegur atau memindahkan komisi misalnya? Tidak akan. Patron mereka kan pokok menjadi bahan pembicaraan, mau buruk tidak masalah. Politik     tenar meskipun cemar, atau cemar asal tenar bukan masalah akan menghancurkan negeri ini.

Apa yang dilakukan politikus model demikian pokoknya kekuasaan. Soal pembangunan atau prestasi pasti tidak ada. Padahal dengan mencapai prestasi tinggi, baik, dan bagus akan dengan sendirinya dibicarakan dan diberi reward, sangat mungkin tiket naik kelas dengan sangat mudah.

Belajarlah pada Jokowi-Ahok, bukan  malah dimusuhin karena tidak mampu belajar dari sana. Memalukan.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan

 

Leave a Reply