Kapolda Metro Jaya: Pemberantasan JO, akan Razia HP

Kapolda Metro Jaya: Pemberantasan JO, akan Razia HP

Pemikiran lucu, aneh, dan maaf naif, ketika ”JO” begitu marak, bahkan ada polwan membakar suaminya, eh salah satu bintang dua ini mau merazia HP.  Seperti orang pada sabung ayam yang dirazia pemilik ayam.

Padahal memelihara ayam bisa untuk dipotong pas lebaran, ada yang dijual ke pasar, disetorkan ke resto cepat saji, atau memang ada yang mau untuk sabung ayam. Ayam dan pemiliknya itu sangat netral. Bisa apa saja alasan, memelihara dan memiliki ayam.

Jika ada Razia ayam, masyarakat bisa resah, jangan-jangan tabungan untuk tahun baru atau hari raya diambil karena dicurigai sebagai ayam aduan. Wong salah tangkap dan mencari-cari kesalahan sering dilakukan.

Contoh nyata kala  polantas masih bisa melakukan razia,  masyarakat akan paham dengan sangat mudah kog apa yang mau dikatakan sebagai bukti.

Merazia HP

Isi HP itu sangat banyak dan beragam. Apalagi berkaitan dengan banyak pihak, saat ini membutuhkan HP. Siapa yang bertanggung jawab jika ada salah klik dan terhapus misalnya.

Atau ada rahasia, namun dibuka oleh oknum polisi dan kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Ingat, ini ada asumsi yang memiliki dasar. Kisah-kisah jebakan demikian begitu banyak, jangan sampai nantinya ada cerita terjebak HP oleh oknum ini.

Siapa yang menjadi target untuk dirazia? Semua orang? Anak sekolah, pegawai, atau apa. Saya pribadi pasti keberatan kalau HP dilihat oleh orang lain, petugas negara sekalipun. Apalagi memang bukan pemain . Aneh saja gagasannya. HP itu private, belum tentu orang lain juga paham dengan cara penggunaannya.

Mencurigai semua HP. Ini lagi-lagi sesat. Azas praduga tak bersalah malah di balik menjadi azas praduga bersalah bagi pemilik HP. Konsep ini tepat untuk maling alias korupsi. Kaya tidak wajar, praduga bersalah, bahwa mereka mencuri, buktikan pendapatannya sah.

Blokade Situs

Hal yang jauh lebih tepat. Teknologi ya diantisipasi dengan teknologi. Badan Siber Nasional, Kominfo, dan Masyarakat melek IT sangat banyak. Libatkan mereka dan kemarakan ”JO” pasti sirna.

Malah jadi tanda tanya, mengapa malah gagasannya mau merazia HP, bukan mengontrol situs-situs   penyedia layanan ”JO”  ini. Mosok tidak bisa sih? Naif.

Ilustrasi di atas itu kan tepat. Sabung ayam yang dirazia bukan malah pemilik ayam. Bisa sering salah tangkap dan keliru menyelesaikan.

Jauh lebih keren sih memberikan literasi, pendidikan, dan kesadaran bahwa judi apapun bentuknya tidak baik, merugikan, dan tidak ada manfaatnya sama sekali. Lha susah, wong anggota dewan saja tercatat 1000 orang yang ikutan main. Bisa jadi malah ada yang jadi backing atau malah pemilik atau pemodal??

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan