Prabowo: Kampanye Indonesia Gelap dan Kabur Aja Dulu Didanai Koruptor
Prabowo: Kampanye Indonesia Gelap dan Kabur Aja Dulu Didanai Koruptor
Pernyataan lucu, menggelikan, dan maaf bodoh. Bagaimana bisa isu yang sudah berbulan lampau, dan sudah usai malah ditanggapi. Begitu banyak masalah mendasar malah dibiarkan lewat. Beberapa hal laik diulik mengenai pernyataan bahwa gerakan itu didanai koruptor. Mengapa?
Pertama, hal ini sudah lama terjadi, toh itu aspirasi, katanya demokrasi. Kog dikit-dikit dituding ini dan itu. Fakta lapangan cek saja, jangan ngandalin tim pembisik yang sering tidak tahu juga keadaan di akar rumput. Biarkan saja namanya alam demokrasi, apa bedanya dengan Orba yang dikaitkan dengan subversive, ini mau mengatakan, bahwa apa yang disuarakan itu bukan kehendak masyarakat, namun kepentingan koruptor yang menunggangi massa.

Masyarakat ini sudah paham, maaf, jangan-jangan malah presiden dan timnya yang tidak paham. Ini era internet, semua data di bawah kolong pun bisa tersebar kog. Jangan lah naif, atau memang kemampuannya segitu saja? Keterbukaan informasi ini kelihatannya belum dipahami benar oleh elit, sehingga berfikir rakyatnya mudah dikibulin kek zaman pilpres. Mungkin minyak goreng bisa menjadikan pilihannya kepleset, soal korupsi publik kelihatannya tidak keliru.
Ketiga, apa yang dilakukan kabinet dan staf yang bejibun ini selama ini membuat Indonesia Gelap, bukan cerah dan bergairah. Begitu banyak cacian, makian, dan komentar miring dari Menteri ini atau stafsus itu. Seolah mereka ini tidak bekerja demi masyarakat, namun demi jabatan dan menyenangkan atasan semata. Mana sih dampak nyata untuk rakyat? Belum ada sama sekali.
Keempat, makan siang bergizi gratis, coba cek lapangan, dengan model langsung turun, jangan pakai pengawal apalagi protokoler, akan terlihat seperti apa. Pun sekolah rakyat, koperasi merah putih, akan sama saja.
Apakah ini suudzon? Tidak fakta sudah memberikan hal tersebut. Jauh dari apa yang seharusnya, karena para pelakunya sudah tidak meyakinkan dulu. Bagaimana bisa diyakini berhasil? Kajian tergesa-gesa, lebih banyak penjilat dari pada pekerja keras, dana yang digunakan potong sana-sini, terlalu jauh dari yang semestinya.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan
