Politik

Prabowo: LSM Memecah Bangsa

Prabowo: LSM Memecah Bangsa

Menarik dalam sambutan saat Hari Lahir Pancasila Prabowo mengatakan, bahwa adanya LSM yang mengadu domba antar anak bangsa. Dampaknya adalah persatuan Indonesia yang mau digoyahkan. Hal yang lebih  mendasar sebenarnya jauh lebih hakiki untuk dicermati, berkaitan dengan Pancasila tentu saja.

Satu, Pembodohan Publik

Hal ini ada dalam banyak segi hidup bersama. Penegakkan hukum yang tebang pilih dan tidak jelas. Di mana sila Keadilan Sosialnya? Jauh lebih mendasar hal ini, karena sendi berbangsa goyah karena penegakkan hukum yang tidak jelas. Pejabat, militer, dan polisi mendapatkan hak Istimewa jika berhadapan dengan hukum.

Intoleransi, ini juga masuk dalam pembodohan publik, penyelesaiannya sering ngaco, dan tidak semestinya. Minoritas selalu menjadi korban dan didiamkan saja. Di mana negara dan kapan hadir?

Pendidikan yang kacau balau, cek saja berapa banyak kompetensi anak sekolah sekarang. Jangan alergi dengan PISA yang rendah dan menuding sana-sini, faktanya demikian, bisa dicek ke sekolah-sekolah.

Dua, korupsi

Hal yang seolah dianggap biasa, atau memang, masih diyakini, jika korupsi alias maling ini memang oli Pembangunan? Dia sendiri yang bicara soal bocor-bocor pas pilpres yang lalu, mosok sudah lupa? Malah seolah makin massif dan cenderung kembali ke masa  Orde Baru. Polisi menangkapi “pelanggar” lalin kembali marak,  cukup lama sudah membaik dan hilang dari jalan-jalan, sekarang balik lagi.

Anggota DPR malah membela koruptor, jangan terlalu kejam, eh presiden juga pernah kog ya, jadi ya sebelas dua belas. Tidak ada kehendak baik untuk menyelesaikannya memang.

Tiga, terorisme

Mungkin tidak seperti beberapa tahun lalu dengan meledakkan gereja atau polisi dan kantornya, namun kini malah menyasar pemikiran. Sama-sama ngerinya. Belum lagi jika bicara mengenai pemaksaan ideologi. Jika berbeda adalah musuh dan perlu bahkan bisa dibunuh, minimal dipersekusi. Bayangkan, bagaimana negara Pancasila namun berlaku demikian, hanya satu agama saja, seolah yang difasilitasi.

Ada sekolah berbasis agama yang menolak tanggal merah, hari libur perayaan agama lain. Mereka tetap masuk seperti biasa. Toleransinya di mana? Keteladanan dan pembelajaran langsung untuk bersikap intoleran dan seolah baik-baik saja. Ngeri lho dunia Pendidikan ini. Dasarnya Pancasila, bukan yang lain. Toh berjalan baik-baik saja, tidak usah bicara asing, LSM, atau yang lainnya.  Dinas-dinas terkait di mana?

Tidak perlu terlalu jauh mengaitkan asing dengan LSM lha ormas, bahkan dinas-dinas lho menyangkal Pancasila di depan mata. Minimal memunggungi Pancasila, namun masih jadi pejabat.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *