Skandal Pertamina, Efisiensi Prabowo, dan Tamak
Skandal Pertamina, Efisiensi Prabowo, dan Tamak
Mengerikan apa yang terjadi di dalam tubuh Pertamina. Bagaimana mungkin jenis pertamax sebagai judul namun isinya pertalite. Dinyatakan kerugian negara, tidak ada ungkapan kerugian masyarakat yang harus membeli barang lebih murah dengan harga dan uang yang lebih banyak.
Konon, gaji para pelaku pemalsuan ini memiliki gaji hingga ratusan juta. Bayangkan dengan pendapatan ratusan kali UMR masih saja tergiur untuk melakukan tindakan seperti itu. Tesis yang mengatakan gaji kurang itu sangat tidak tepat.
Efisiensi dan inefisien BUMN
Kasus di Pertamina ini kan bukan pertama kalinya. Sudah berkali ulang, apalagi jika bicara BUMN secara umum. Penanaman modal uang negara selalu ada. Laba jarang dilaporkan dari badan usaha plat merah ini. Toh puluhan tahun, hampir satu abad bangsa ini juga begitu-begitu saja.
Nah, ketika Prabowo mengatakan dan membuat Keputusan efisiensi, mengapa tidak pernah menyasar BUMN dengan gaya hidup para petinggi mereka? Apakah mereka memberikan dampak baik untuk kesejahteraan masyarakat? Hampir semua BUMN berkinerja buruk, padahal kebanyakan melakukan monopoli atas nama negara dan kepentingan umum.
Pertambangan, Prabowo mengatakan Indonesia memiliki kandungan emas nomor enam di dunia, namun makan siang gratis saja ngos-ngosan dan harus memangkas anggaran pendidikan yang sangat dibutuhkan bagi perbaikan negara ini dari waktu ke waktu.
Bagaimana bisa bicara kesehatan, gizi, makan siang gratis, namun mutu pendidikannya menjadi amburadul karena kurang uang? Soal makan itu bangsa ini sudah relative aman malah lebih penting mengenai perbaikan mutu dunia Pendidikan.
Bayangkan dana mengalir ke pribadi-pribadi, apalagi jika itu elit negeri yang memegang kekuasaan dan membuat UU untuk kepentingan mereka, apa itu tidak biadab namanya? Mereka bukan lagi manusia, namun simbahnya atau moyangnya setan.
Religiusitas Omong Kosong
Rumah ibadah selalu penuh, dibangun di mana-mana, antrian haji sampai puluhan tahun, berkali ulang umroh, namun miris, tabiat korup melaju dengan sangat kencang. Ini tidak bicara soal agama, namun perilaku orang-orang beragama yang hanya mengandalkan ritual dan seremonial dalam beragama.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan