Oplosan Pertamina dan Suksesnya Regenerasi Koruptor Negeri ini

Oplosan Pertamina dan Suksesnya Regenerasi Koruptor Negeri ini

Media terutama media social sedang panas-panasnya membahas oplosan ala Pertamina. Hari ke hari ada saja temuan publik, terutama warganet, begitu kreatif. Ada saja apa yang mereka sajikan. Kali ini yang sangat menarik adalah, para terduga pelaku korupsi pengoplosan minyak ini angkatan  98-an. Tentu tidak setepat itu.

Mereka yang dulu teriak-teriak reformasi, eh kini malah terjerat korupsi. Angkatan kisaran lulus 1999-2000-an. Pas demo besar-besaran untuk menumbangkan kekuasaan Soeharto. Lantang   pendemo meminta hentikan KKN dan penguasa Orba itu turun.

Hitung-hitungan, jika lulus tahun-tahun akhir 90-an dan awal-awal 2000-an, mereka ini generasi 70-an tengah. Usia kira-kira menjelang 50-an, belum sampai angka kepala enam. Miris. Selama ini yang dicokok KPK atau Kejaksaan Agung adalah generasi 50-an dan 60-an, yang sekarang ini jauh lebih muda. Kelahiran 70-an menengah bahkan.

Menteri Bahlil pernah mengatakan, bahwa janganlah mahasiswa sedikit-sedikit menuding pejabat tinggi itu oligarki, nanti kalau jadi pejabat, orang kaya, kalian bisa lebih jahat   dari saya. Hal itu dikatakan di depan mahasiswa. Silakan dicek di Google media arus utama menuliskan hal tersebut. Kisaran tahun 2020-an.

Menteri ini juga generasi yang sama dengan pejabat teras Pertamina yang dicokok kali ini. Mengerikan jika tradisi korup yang lebih sukses dalam regenerasi dan suksesinya. Pejabat bersih, tegas, tidak kenal kompromi dalam hal yang jelek malah jarang lahir baru.

Apa yang bisa diulik dengan ini?

Negeri ini dibangun dengan susah payah  oleh para bapa-bapa pendiri bangsa. Merebut kemerdekaan dengan perang. Sayang bahwa lebih banyak pecundang yang memegang tampuk kekuasaan dibandingkan orang-orang kompeten dan berdedikasi.

Lebih banyak orang-orang stunting integritas namun karena lingkaran utama partai politik dan kekuasaan mereka bisa jadi apa saja. Lihat saja orang yang tegas, bersih, berani, sangat sedikit dan bisa dihitung jari. Mereka jarang promosi dan mendapatkan jabatan-jabatan strategis dan berpindah pos. lebih sering terbuang dari pada dipakai lagi.

Pejabat bersih malah dicaci-maki dan dijadikan bulan-bulanan media termasuk netizen, namun elit yang tidak ngapa-ngapain malah promosi dan mendapatkan jenjang karir yang mentereng. Lihat saja reputasi Menteri sekarang, mana ada yang pekerja keras dan cerdas, selain Sri Mulyani. Lainnya gak ada gawe. Bandingkan mana prestasi Zulkifli Hasan, Gus aka Cak Imin, Aerlangga, AHY, dan banyak Menteri yang sudah santer disebut-sebut korup juga masih menjabat lagi.

Makin muda para pejabat di negeri ini, sayangnya termasuk yang maling. Jangan sampai sepuluh tahun ke depan generasi 90-an sudah masuk bui juga. Apalagi, ketika     penyelesaiannya masih seperti ini terus. Saling sandera dan pegang kartu truf satu sama lain.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan