Ahok Versus Anies Jilid II

Ahok Versus Anies Jilid II

Menarik jika ini terjadi. Dua rival utama  dalam pilkada DKI paling brutal itu bisa terjadi. Sejarah bisa sedikit terhapus, kalau pilihan kali ini lebih waras. Publik tentu masih ingat ketika 2017, ayat dan mayat  saja  ikut dalam kontestasi pemilihan umum. Miris memang, tidak heran jika pemilihan gubernur kala itu disebut paling buruk dalam sejarah.

Kondisi sedikit berbeda, kalau kini dua kontestan itu kembali bersaing memperebutkan kursi DKI 1. Lima tahun lebih  berselang dengan keadaan berbeda. Namun ada beberapa hal yang layak diulik, bahwa hal ini akan sangat menarik.

Kubu Anies paling-paling akan menggunakan model yang identik. Menyerang Ahok dari sisi yang sama. Ada sedikit tambahan amunisi soal perceraian dan pernikahannya lagi. Hampir bisa dipastikan, bahwa soal mantan narapidana yang akan dijadikan alasan untuk menyerang kandidat ini.

Padahal begitu banyak mantan napi, bahkan bekas pelaku kriminal alias maling anggaran. Cek saja berapa kepala daerah yang bekas tahanan korupsi dan bisa melenggang dengan baik, bahkan ada yang kembali masuk bui.

Jika permainan ini yang digunakan, partai pengusung dan pendukungnya pun harusnya cerdik. Jangan diam saja seperti selama ini. Asumsi bahwa   yang akan mengajukan adalah PDI-P.  Satu hal pokok yang bisa dimainkan adalah, bagaimana lima tahun kemarin kepemimpinan Jakarta itu amburadul. Berikan saja data dan pemberitaan media. Mosok begitu saja partai ini akan kalah lagi seperti di 2017 dan pilpres 2024.

Beberkan dengan data, video, dan tayangan live mengenai rusaknya Jakarta. Bagaimana lima tahun itu mundur, tidak perlu menyerang pribadi, namun tampilkan saja fakta-fakta lapangan. Mau Jakarta yang seperti zaman siapa kepada pemilih.

Apa iya, penduduk Jakarta masih mau kembali mangkrak, meskipun survey sekelas Kompas menempatkan Ahok di bawah Anies, toh tidak semua hasil survey juga menyajikan hasil yang sama. Ada anomali kadang.

Pinter-pinternya partai dan juga relawan yang mau mengusung. Tidak perlu kerja keras, hanya membutuhkan kerja cerdas. Jangan masuk pada ranah pribadi, namun berikan saja apa yang telah Ahok lakukan.

Layak ditunggu jika benar demikian. Namun masih    terlalu dini, apalagi banteng sedang masuk angin.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan