Pendidikan Mahal Mesti Bagus?
Pendidikan Mahal Mesti Bagus?
Kemarin membaca tulisan jurnalis senior dan pengusaha media yang sangat mumpuni, Dahlan Iskan mengenai sekolah mahal. Saya mengambil terminologi sekolah mahalnya, bukan bagusnya. Ia menyoroti sekolah mahal zaman dulu, saat ia mahasiswa adalah milik Yayasan Katolik. Kini, sekolah Islam pun banyak yang mahal karena banyak keluarga Islam yang kaya.
Ia mengaitkan banyaknya sekolah mahal dengan keberadaan tempat Pendidikan tersebut berdiri. Beaya tinggi seturut pendapatan Masyarakat sekitar. Apa yang ia paparkan, seperti beaya di Jakarta, Sidoarjo, dan tentu beda dengan Surabaya dan Malang. Mahalnya, bukan mutu atau hasil dari sekolah yang bernaung di bawah yayasan tersebut.
Apakah benar, sekolah mahal mesti bagus?
Belum tentu. Mahal tidak mesti bagus. Begitu banyak sekolah mengutip beaya tinggi namun tidak mendidik anak-anak, hanya mengajarkan Pelajaran. Mereka sering lebih berkuasa dari para guru, karena merasa membayar mahal kemudian guru dan staf dianggap sama dengan karyawan mereka. Tentu ini bukan menuding nama-nama sekolah dan Yayasan yang disebut bos Jawa Pos grup tersebut.
Sering, bahwa sekolah mahal namun mengabaikan murid pintar, pokok bisa membayar ya sudah itulah muridnya. Hal yang lumrah Ketika uang membeli segalanya.
Jer Basuki mawa bea, hal yang sangat wajar di dalam dunia ini. Semua perlu beaya, tidak akan ada makan siang yang gratis. Namun, tentu saja tidak demikian untuk dunia Pendidikan.
Miris, jika dunia Pendidikan diisi dengan mahalnya ongkos sekolah. Jika demikian hanya anak-anak orang kaya yang bisa mengenyam Pendidikan bagus. Bagaimana anak-anak yang tidak beruntung, namun sebenarnya adalah anak-anak pintar bahkan jenius?
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan