Andi Arief Benar,  Politik Prestasi Bukan Hanya Sensasi

Usai Puan menyatakan diri 24 akan ada presiden perempuan lagi, loyalisnya mengatakan Puan sudah memiliki DNA presiden. Tidak ketinggalan Demokrat melalui Andi Arief mengatakan, jika ada pihak-pihak yang menghalangi Anies untuk nyapres.

Kedua pihak ini hanya menjual sensasi dan sekadar  bombastis tanpa isi. Eranya adalah politik kerja, politisi berprestasi, bukan penjual sensasi murahan. Apa sih yang sudah Puan lakukan? Baca artikel kemarin. https://susyharyawan.com/loyalis-puan-presiden-bukan-sekadar-perlu-dna/

Nah, sebelas dua belas dengan Anis Baswedan, menjadi gubernur saja tidak bisa memberikan perubahan, malah mundur. Apanya yang mau dihambat, ia yang menghalangi dirinya naik kelas. Sensasi dan politik ngaco yang ia pilih membuatnya kebingungan dalam membangun brand atau citra dirinya.

Tudingan Andi Arief itu benar, yang menghalangi Anies Baswedan itu dirinya dan tim politiknya. Selama ini menggunakan politik cemar asal tenar. Ini yang membuat porak poranda. Padahal di 2014 ia sangat moncer. Kegagalan menjadi Menteri Pendidikan yang mau ditambal dengan menjadi gubernur malah makin parah. Berakrab ria dengan kaum fundamentalis telah menjebaknya lebih dalam.

Surveynya selalu mentok tidak bisa beranjak, karena salah strategi sejak awal yang mau ditutupi namun makin ngawur. Contoh mau menindak gerakan intoleran, lha dia sendiri saja lakunya begitu. Menang karena aksi ayat dan mayat. Makin kedodoran.

Ini era media sosial dan internet. Zaman media cetak sudah lewat yang sangat membantu perilaku culas politikus model demikian. Sama sekali    tidak belajar dan beranjak untuk menuju perubahan. Fokus hanya pada kursi dan kekuasaan semata.

Masyarakat makin cerdas. Suguhan drama di Jakarta permainan kata dan pembangunan dengan cara menghancurkan sudah terlalu banyak.  Kedodoran untuk bisa memperbaiki keadaan. Politik kemarahan waton bukan Ahok-Jokowi kembali membenamkan Anies Baswedan.  Apalagi usai tidak menjabat sama sekali ia harus modal sendiri jika mau “kampanye.”

Belum lagi berkelit dari jerat hukum atas perilaku ugal-ugalan di Jakarta.  Timnya memang masih mau membela bak babi buta, jika  sudah tidak ada jabatan? Lihat saja parpol hanya P3 dan Nasdem yang tetap malu-malu kucing untuk mengajukan nama Anies di ruang terbukan. Plus Demokrat yang memang sudah sekarat.

Anies habis, Andi Arief benar, bahwa ada yang menghalang-halangi gubernur terkotor dalam memenangkan kontestasi politik 2017 ini. Siapa itu? Tiga pihak, Anies  yang memilih politik kotor, timya yang tidak cerdas, dan masyarakat yang cerdas, agar Indonesia tidak dipimpin perusak dalam banyak segi berbangsa ini.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan

Leave a Reply