Deolipha dan Kamarudin yang Panen

Menarik dua pengacara di dalam drama berkaitan dengan mantan Kadiv Propam Polri. Mereka berbicara begitu banyak hal, bahkan Kamarudin cenderung offside, karena menyoal politik. Ada unsur spekulasi yang begitu kuat dalam pembicaraan mereka. Hukum itu padahal sebuah kepastian, bukan spekulasi.

Mengapa mereka getol berbicara terus?

Media memberi mereka panggung. Era media digital memang sangat membantu pihak-pihak untuk membrandingkan diri. Bagaimana mereka berdua ada dalam pusaran kasus mega skandal. Orang dan lembaga sangat besar yang menyeret banyak bintang.

Kesempatan menambah portofolio bagus untuk karirnya. Kapan lagi hadir kesempatan seperti ini bukan. Tentu banyak rekan mereka yang “iri dan pengin”, dan mereka mendapatkan durian runtuh.

Kamarudin lebih banyak bicara bahkan ngaco karena ngurusin politik, jauh dari pokok permasalahan. Menyoal SBY yang ia nyatakan menyembahnya, melalui orang suruhan katanya. Klaim sepihak dan mendapatkan bantahan dari loyalisnya tentu saja.

Ia sangat jitu menohok SBY yang memang baperan.  Taktik yang sangat bagus, apalagi tenyata ia memiliki partai politik, yang tentu saja sangat bagus menjadi bahan pembicaraan.

Berbeda ketika ia menyoal mengenai penegakkan hukum era Jokowi yang terburuk. Ia paham tidak akan mendapatkan bantahan atau apapun itu. Poinnya adalah bahwa  ia adalah tokoh hukum yang mumpuni untuk mengatasi persoalan hukum. Sekelas Jokowi saja tidak bisa.

Masalahnya adalah, apa yang ia katakan dan nyatakan itu semata klaim sepihak. Tidak ada kesaksian yang membantah ataupun membenarkan. Aneh dan lucu, selain loyalis Demokrat yang memang baperan.  Apa yang terjadi ya tinggal angin lalu saja.

Terlalu jauh dari pokok masalah. Padahal dengan mengawal kasus Sambo ini adalah prestasi luar biasa. Kasus penuh rekayasa karena keberanian Kamarudin hampir semua bisa terungkap. Presiden pun memberikan atensi penuh.

Menyeret orang-orang besar dan gede pengaruhnya dalam kepolisian bukan hal yang biasa lho. Malah melebar tidak karuan. Deolipha masih sejalur namun tetap saja lepas konteks, apalagi dia sudah tidak lagi menjadi pengacara dalam kasus itu.

Pengacar bagian dari penegak hukum, namun kog bicara malah merusak konstruksi hukum yang memang buruk. Jadi jangan seolah pemerintah buruk dan kalian baik sendirian.

Salam penuh kasih

Susy Haryawan

Leave a Reply