Bipang dan Demokrat Makin Menyimpang

Miris, partai yang pernah berjaya mengusung presiden dua periode namun membaca konteks saya tidak mampu. Bagaimana orang seperti itu menjadi pengurus teras partai yang menggunakan nama demokrat.  Berbeda dengan PKS, tidak perlu lagi dibahas.

Bipang itu makanan lokal yang memiliki penggemarnya sendiri. Bisa jadi penggemar ini tidak bisa mudik, jadi perlu memesan melalui layanan online, salahnya di mana? Aneh dan lucu, ketika malah dipertentangkan, di mana Putin saja tahu kalau haram.

Jokowi tidak meminta AHY sebagai ketua umum Demokrat yang muslim untuk beli bipang to. Jelas yang dinyatakan Jokowi tentunya penggemar bipang yang sangat mungkin penganut agama yang tidak mempersoalkan babi.

Mengapa tidak ribut soal gudeg yang manis? Toh banyak orang yang tidak suka manis. Ini karena soal politis yang bisa diseret-seret pada kepentingan sekelompok orang dengan mengaitkan pada agama. Murah meriah.

bipang
Bipang Ambawang

Memalukan, SBY dan AHY harusnya sudah turun tangan karena anak buahnya norak. Konteks saja tidak paham. Tetapi sok-sokan menasihati. Bagaimana mengatakan Jokowi hanya percaya staf soal teks pidato. Tidak ada yang salah.

Lucu dan naifnya Demokrat, ketika bangsa ini bukan bangsa homogen, semua menganggap babi tidak boleh dimakan.  Baru saja banyak yang senang, ketika pemaksaan penutup warung dan sweeping sudah mereda, eh malah timbul masalah baru.

Sapaan Presiden Jokowi itu sangat baik, semua penduduk di sapa. Apakah ini indikasi kalau Demokrat memang pada dasarnya pemuja ideologis ultrakanan? Kan mereka mengusung nasionalis-religius, dan tampak makin kekanan-kananan.

Lihat bagimana mereka sering mengaitkan dengan agama, Tuhan, dan surga soal keadaan negara ini. malah menyalib PKS kini. Makin aneh dan lucu.

Demokrasi itu ada periode waktu. Pemilu itu ajang memperlihatkan mutu dan kelas partai. Pemilu tidak bisa apa-apa, tetapi di tengah jalan malah ngriwuki. Ribet model demokrasi ala Demokrat ini.

Pemilu mendatang sangat mungkin partai ini hilang dari peredaran, jangan-jangan nanti menuding Jokowi pula penyebabnya. Padahal karena kebodohan pengurus partai di dalam bersikap menghadapi fenomena yang ada.

Jangan sampai babi menjungkalkan kebo dari kesombongannya.  Susah melihat mereka masih cukup berdaya.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan

Leave a Reply