Fahmi Herbal, Bahar Smith, Mengapa Meninggalkan Negeri Kalian?

Menarik, usai Bahar Smith menghina Jenderal dudung yang ia katakan, masih menyembah pohon tanpa kehadiran moyangnya ke negeri ini. seolah-olah mereka adalah pahlawan bagi perihidup bangsa ini. kini menyusul Fahmi, yang mengatakan, bahwa mereka mengajari anak negeri ini berpakaian, dan tidak lagi tinggal di gua.

Tentu artikel ini bukan  rasis atau menyoal soal agama. Namun perilaku orang, yang berkaitan dengan ras tertentu dan kebetulan agama tertentu juga. orang beragama, identik dengan jualan kecap, semua nomer satu. Tidak perlu merendahkan pihak lain, kalau mau nomer wahid. Camkan itu.

Masalahnya adalah kebiasaan di negeri ini, merendahkan pihak lain agar kelompok, dirinya terlihat lebih dari yang lain. Padahal dengan pendekatan demikian, sering membuat jebalan dan oorang atau pihak lain antipati.

Fahmi

Awalnya celoteh s i Fahmi saya anggap sebuah satire, ternyata banyak fakta dan data yang memperlihatkan memang pemikirannya demikian. Menarik apa yang mereka, Fami dan Bahar nyatakan, itu hanya sekadar memperkeruh suasana, baper, dan menjadi alat politik pihak-pihak tertentu.

Keluarga Smith meminta maaf atas perilaku Bahar yang ugal-ugalan,. Berarti bukan atas nama ras apalagi agama itu pasti.

Jika memang baik-baik saja, mengapa menjadi imigran? Ini yang perlu menjadi catatan besar terlebih dahulu. Berarti ada persoalan, entah ekonomi, politik aau sosial. Eh di sini mendapatkan kesempatan untuk menjual apa yang disukai publik.

Apakah benar mereka, Bahar dan Fahmi  dengan segala masa lalunya yang mengajari nenek moyang untuk beradab? Maaf, Islam berdiri abad ke tujuh. Peninggalan apa yang hingga detik ini masih berdiri kokoh dan bisa dibanggakan. Padahal negeri ini kaya akan prasasti masa lalu yang sangat hebat. Borobudur. Arsitektur, seni patung, konstruksi, dan begitu beragamnya kerumitan susunan batu yang berkisah itu.

Mosok mereka yang tidak memiliki akar budaya lebih tinggi, bisa mengajarkan pada penduduk yang jauh lebih cerdas dan berbudaya sangat tinggi. Agak aneh.

Ciri orang beriman dan beragama mendalam itu tidak akan merendahkan pihak  lain. Pun tidak  menglaim prestasi orang lain, meskipun itu nenek moyangnya sendiri. Lebih lagi, belum terbukti sepenuhnya.

Ada pihak-pihak yang terganggu kepentingannya menggunakan jasa orang-orang yang doyan uang untuk menciptakan keresahan dan kerusuhan.  Pihak yang itu-itu juga kog.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan

Leave a Reply