Lucunya Polisi

Lucunya Polisi

Ada dua berita mengenai penegakan hukum, terkhusus polisi sebagai pelaku. Satu di Lampung yang viral karena tudingan polisi melakukan razia kosmetik di sebuah SMP. Klarifikasi dari Humas Polda mengatakan, jika itu petugasnya meminta contoh kosmetik yang dibawa siswa karena pernah terjadi bullying karena siswi mengenakan make up yang berlebihan.

Lucunya adalah, jika benar bahwa itu adalah contoh penggunaan make up yang berujung bullying, mosok sih polisi memberi ceramah antibullying, wong pendidikannya saja, terutama yang kelas mahasiswa banyak yang sampai mati. Apakah itu sudah berubah? Yakin belum ada perubahan.

Apalagi jika benar bahwa itu razia, mosok polisi merazia di sekolah, itu tugas guru dan pengurus OSIS. Jika benar berlebihan dan sekolahnya juga lucu.  Tidak pada tempatnya.   

Kedua, penyerangan mahasiswa yang sedang berdoa rosario di sebuah rumah. Pengeroyokan dilakukan warga masyaakat biasa. Lucunya adalah sikap polisi, ada beberapa yang aneh, lucu, kalau tidak terlalu kasar jika dikatakan bodoh.

Satu, demi tindakan pencegahan, dilakukan dialog dengan melibatkan FKUB. Jelas sudah terjadi oq pencegahan. Jika mengacu agar tidak ada tindakan seperti itu lagi maka….. Nah. Wong selama ini juga begitu terus, paling juga nanti meterai tidak mengulang. Yang di situ, di daerah itu yang tidak mengulangi, namun di tempat lain lebih parah. Mosok mereka lupa??

Dua,  membawa sajam untuk membubarkan orang beribadah, jelas-jelas salah, wong menakut-nakutin apalagi sambil ada kemarahan. Potensi pidana sangat besar. Melihat respon dan tanggapan polisi toh naga-naganya juga meterai cemban dan jangan beribadah di rumah pribadi.

Tiga, pelerai malah dipukuli, dikira sebagai pelaku doa. Ini aneh, lucu, atau maaf bloon sih, siapapun yang dipukul itu pidana, dengan dalih apapun. Jangan main hakim sendiri. Jika meterai bicara, jangan kaget kejadian seperti ini akan terus terjadi. Peristiwa ini juga  sudah puluhan bahkan mungkin ratusan kali dengan skala dan alasan yang berbeda, ujungnya maaf, meterai, dan damai.

Damai semu, karena paksaan sepihak. Miris kejadian yang aneh-aneh, tanpa pernah mau jujur mengatakan hal yang sebenarnya, selalu korp yang benar, kelompokku yang paling baik dan tidak salah, pihak lain pasti salah. Jika demikian terus, keadaan berbangsa ini tidak akan pernah menjadi lebih baik.

Artikel ini bukan soal agama, bukan soal menjelek-jelekkan polisi, namun bagaimana memperbaiki hidup bersama berdasar Pancasila yang benar dan konsekuen. Jargon Orba ini baik, jangan akal-akalan demokrasinya yang dipakai.

Salam Penuh Damai

Susy Haryawan

https://regional.kompas.com/read/2024/05/06/13430051/menyoal-urgensi-polisi-razia-kosmetik-di-sekolah

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240506141631-12-1094512/polisi-bakal-temui-ketua-rt-soal-warga-geruduk-doa-rosario-di-tangsel