Mahfud MD Kudu Dilantik Menjadi Ketua Antiintoleransi
Mahfud MD Kudu Dilantik Menjadi Ketua Antiintoleransi
Gebrakan Mahfud MD dalam membuka kedok dan tabir dugaan korupsi akhir-akhir ini demikian masif. Semua orang kini berpaling pada mantan ketua MK ini. Dukungan mengalir deras, dan tiba0tiba muncul arus untuk menjadikannya kandidat capres-cawapres.
Menarik, konon ini terinspirasi karena Jokowi marah karena angka indek korupsi turun. Keberadaan maling berkerah putih ini makin meningkat. Perlu kerja keras.
Mengapa Mahfud demikian gerak cepat? Karena ini menjadi Ketua Komite TPPU. Nah selain menjadi koordinator itu, jabatan Menkpolhukam juga masih melekat lho. Apa artinya?
HAM, keamanan dan juga politiknya, bukan hanya hukum, kudu ia emban dengan sama tegas, keras, dan gegap gempita dong. Lihat mengenai korupsi ia begitu getol, ke mana-mana ia jabanin, media sosial, kantor dewan, dan semua ia lakukan.
Jokowi juga marah dan mengatakan dengan keras soal intoleransi. Ke mana aksi dan reaksi Mahfud MD? Kog komentar saja belum, padahal begitu terus berulang.
Apa iya perlu dijadikan Komisioner Antiintoleransi atau apapun sebutannya dulu baru bergerak dan bertindak? Kog ragu, wong reaksinya atas pelaku intoleransi saja cenderung sebarisan.
Jelas negara ini dibangun atas dasar Pancasila dan perundang-undangan sangaj jelas, gamblang, dan terang benderang Bhineka Tunggal Ika, artinya dibangun di atas perbedaan yang tidak sedikit.
Aksi-aksi sepihak, dan juga perilaku memaksakan kehendak itu bagian utuh dari kementrian yang membidangan keamanan, ingat Menko PolhuKAM, keamanan tidak terjamin bagi seluruh warga negara, bukan hanya warga negara yang banyak pengikut atau warna yang sama saja tentunya.
Masalah peradilan juga sangat mengerikan. Mahfud sangat mungkin memperbaiki dunia peradilan dengan tangan besinya. Prof. Andrianus Meliala pernah mengatakan, pertemuan pertama dengan penegak hukum peradilan sudah diajak kolusi. Padahal kejahatan biasanya pada pertemuan ketiga. Pertama saja sudah mengajak bertransaksi, betapa buruk dan jahatnya.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan