Memahami Perasaan Budiman Sudjatmiko

Memahami Perasaan Budiman Sudjatmiko

Pilpres makin dekat, geliat elit parpol makin kuat. Manuver politikus untuk dukung mendukung makin ketat. Salah satu yang menjadi sorotan adalah dukungan Budiman Sudjatmiko untuk Prabowo. Cukup mencengangkan memang dengan latar belakang dan juga keberadaannya selama ini.

Kira-kira, mengapa bisa begitu?

Budiman Sudjatmiko itu seorang aktivis yang mengalami penculikan, penyiksaan, dan penganiayaan oleh tim bentukan Prabowo pada masa krisis tahun 98. Kondisi kekuasaan Soeharto yang guncang karena krisis ekonomi parah, membuat Sebagian masyarakat, terutama mahasiswa bergerak untuk mengganti presiden yang sudah 30 tahun lebih berkuasa itu.

Keberanian Budiman Sudjatmiko mendeklarasikan partai, PRD jelas membuat Soeharto meradang. Parpol, suksesi, dan pergantian presiden itu tabu, subversif, dan   terkutuk zaman General smiling itu. Benar, dengan dalih rusuh di mana-mana itu yang dituding adalah PRD sebagai dalang dan pelaku. Pentolannya dikejar-kejar, dan disiksa. Pengakuan  banyak korban bisa diakses di google.

Beberapa bergabung pada partai bentukan Prabowo, seperti Pius Lustrilanang, ada juga Desmon J Mahenda almarhum, namun ada juga mahasiswa kelas kantor bukan jalanan ala Fadli Zon. Aktivis lain ikut Demokrat, di sana ada Andi Arief. Di partai  banteng ada Adian Napitupulu dan juga si Budiman Sudjatmiko.

Nama terakhir itu era 98, sangat fenomenal, bahkan sejajar dengan Amin Rais, Akbar Tanjung, Megawati, Habibie, dan tokoh senior lainnya. Kalau bahasa sekarang  ya merajai hasil survey untuk menjadi salah satu kandidat presiden terkuat. Nama Anies atau Ganjar sama sekali belum dikenal sebagaimana Budiman.

Rekam jejak di partai juga Ganjar kalah mentereng. Bagaimana Budiman dikenal dengan inisiasi dana desa yang sangat fenomenal. Berbeda dengan Ganjar yang diam-diam menghanyutkan. Ia menjalani jalan sunyi namun sangat tenar. Kinerjanya di dewan sepi, namun kala menjadi gubernur di Jawa Tengah, ia mampu memperihatkan tangan dinginnya.

Kehebatan Budiman Sudjatmiko itu pada era, zaman, dan waktu yang berbeda. Kepopuleran, ketenaran, dan keberaniannya tidak bisa disangkal, di tahun 1998. Ia tokoh muda, berani, dan pantang menyerah, bahkan menabrak tembok Orba yang sangat tebal dengan barisan milter yang sangat militant, salah satunya Prabowo menantu yang don Cendana dengan bintang tiga di pundak.

Seperempat abad kemudian keadaan berubah. Kerja dan prestasi, jejak digital, kemampuan memimpin dan mengerjakan itu torehan yang dikenal publik. Nama Budiman sama sekali tidak pernah masuk dalam radar pemilih dan media. Jadi wajar sebagai politikus juga pengin, tentu ini adalah asumsi pribadi.

Beberapa pihak mempertanyakan dan menyatakan, apakah karena Bersama dengan Prabowo mendapatkan kemewahan, kenyamanan, atau kelimpahan materi. Lagi-lagi ini asumtif.

Sayang memang langkah yang diambil bagi pemahaman public, tinggal langkah berikutnya yang akan memberikan penelaian secara utuh.  Hal yang lumrah, menjadi luar biasa karena berbeda bahkan bertolak belakang secara mendasar perjuangannya.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan