Muhajir Molitik?

Ada pernyataan Menko PMK Muhajir yang cukup krusial menciptakan polemik dan menyudutkan pemerintah.  Mengenai PPKM yang katanya sudah diputuskan untuk diperpanjang sampai akhir bulan.

Sampai Presiden Jokowi dan dua menko lain ikut pontang-panting meluruskan, karena potensi gaduh makin besar. Kondisi yang seolah dinafikan dan tidak menjadi pertimbangan Menko PMK itu. jauh lebih penting dan banyak sebenarnya sebagai menteri koordinator mengenai manusia yang bisa dikomentari.

Perilaku manusia yang seenaknya sendiri. Perlawanan di mana-mana. Ketidaktaatan atas prokes merajalela. Ini ranah kementriannya. Benar tidak secara langsung, namun sikap dan pernyataannya mengenai perilaku ngaco ini jauh lebih tepat.

Mengatakan dai dan ulama perlu adanya dana kompensasi. Ini juga lebih cenderung ngaco, karena memangnya hanya mereka yang terdampak? Pemuka agama lain, yang saya paham, Katolik atau Kristen, paling tidak Kristen juga terdampak yang sama.

Lebih menenangkan dan memberikan motivasi, bukan malah mau melapor kepada Presiden Jokowi. Kalau ditolak, itu berarti Jokowi yang kena, kalau diterima, gejolak bisa timbul. Ini permainan politik, bukan kinerja menteri, pembantu presiden.

Muhajir

Saat ini sedang dalam kondisi yang perlu persatuan, bukan malah ribet dan ribet sendiri. Masalahnya memang banyak politikus yang mengail di air keruh. Mereka terdampak perilaku dan kebijakan Jokowi yang memang susah diatur dan menyasar mereka.

Miris melihat perilaku elit hari-hari ini, ketika mereka lebih banyak ribut soal mengambilalih kekuasaan, meminta presiden mundur, atau bicara pilpres 24. Mbok ya sedikit saja berempati bagi mayoritas publik dan negeri ini. Sedikit saja.

Mereka-mereka ini sama sekali belum terdengar aksi dan tindaknyata untuk membantu dampak pandemi. Hanya ribut 24, presiden mundur, atau mengomentari keberadaan kebijakan pemerintah. Lebih lucu lagi ala Demokrat di mana kepemimpinan mereka masa lalu amburadul namun sok mengatur dan merasa lebih baik.

Muhajir, jarang bicara, sekali bicara malah membuat kalang kabut atasan dan rekan kerja. Keadaan diperkeruh bukan malah menjadi lebih baik.  Jiwa ksatria masih terlalu rendah bagi elit negeri ini, mana ada permintaan maaf, malah akan ngeles dan menyatakan pembelaan diri. Apalagi sampai mundur. Mimpi di  tengah ngobrol yang ada.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan

4 thoughts on “Muhajir Molitik?

Leave a Reply