Pembahasan UU Berhenti, PD Curigai Jokowi dan Gibran, Langsung Dibalas Politikus Ini
Demokrat ini, biasanya politik orang buang angin, teriak paling kenceng sambil nuding pihak lain, padahal pelakunya diri sendiri. Hal yang oleh petinggi Gerindra sudah dikatakan, jangan-jangan AHy mau nyagub, makanya mereka ngotot 22. Tiba-tiba begitu getol Gibran cagub DKI, ada Giring PSI dan juga Refli Harun yang biasanya sinis pada Jokowi dan kebijakannya.
Gibran masih belum terbukti, masih bakal, belum jelas kualitas dan kepemimpinannya. Masih sebatas asumsi, perkiraan, dugaan, dan emosional. Perlu pembuktian lebih jauh dulu, cenderung lebay dan ngaco jika memaksakan Gibran menjadi DKI-1. Apakah sudah pasti akan sebagaimana Jokowi ketika memimpin Solo?
Gibran jauh lebih sulit dari Jokowi, karena ia sudah dipersepsikan akan minimal sama dengan Jokowi. Jika sedikit saja salah atau kurang, orang sudah akan teriak. Karena selama ini dalam benak orang Gibran itu ya seperti Jokowi, padahal bisa iya, bisa tidak. Pribadi yang berbeda namun dengan asumsi akan disama-samakan.
Solo juga sudah jauh berkembang, tertata dengan baik, peluang Gibran memberikan terobosan sebagaimana era Jokowi jauh lebih sulit dan pelik. Jadi, kesuksesan Gibran itu jauh lebih susah dari pada apa yang pernah Jokowi raih. Terlalu berlebihan, ketika menjadi walikota saja belum sudah mau dijadikan ini dan itu.
Jokowi naik menjadi calon gubernur pun setelah satu periode penuh. Periode kedua berjalan dengan capaian yang memang luar biasa. Terobosan dan inovasi yang jelas baru, menang pada periode kedua dengan relatif gilang gemilang, wajar ketika mendapatkan promosi. Artinya, sudah jelas apa yang telah dilakukan itu berdampak dan memang bisa dirasakan, diukur dengan parameter yang jelas. Hasilnya bukan semata klaim apalagi asumsi.