Prabowo Gibran 56% Kog Gitu?

Prabowo Gibran 56% Kog Gitu?

Konon hasil survey menyatakan pasangan 02, Prabowo-Gibran mencapai 56%. Jika demikian, harusnya sudah ayem, percaya diri, yakin, dan hampir pasti satu putaran dengan sangat mudah. Namun beberapa hal kog menunjukkan hal yang bertolak belakang dengan hasil survey.

Pertama, Jokowi yang pontang-panting mengampanyekan Prabowo. Hal yang cukup aneh, kalau mendekati 60% mengapa Jokowi harus turun membagikan sembako, dihujat sana-sini, padahal Prabowonya santai joget-joget tidak jelas.

Ikut-ikut cawe-cawe dalam berkampanye dan mengubah peraturan untuk itu. Lha sudah di atas 50% lebih lho, napa juga kudu repot seperti itu. Menteri boleh terlibat kampanye, anak buahnya tidak boleh.

Kedua, hambatan untuk paslon lain mengadakan acara atau kegiatan. Konon banyak bus yang tiba-tiba hilang dari Jawa Tengah, ketika  mau dipakai untuk datang ke konser  Slank dan kampanye Ganjar-Mahfud. Padahal bis sudah disewa, kalua tidak ada kekuatan besar dengan dana akbar, jelas tidak akan mungkin bisa terjadi.

Ketiga, pelibatan aparat dalam banyak kesempatan, pencopotan APK, intimidasi pada kegiatan paslon tertentu, hal yang sebenarnya aneh dan lucu, jika hasil survey itu valid dan benar adanya demikian. Jangan-jangan malah sebentuk hasil survey yang tidak cukup kredibel?

Keempat, desas-desus soal kenaikan gaji ASN, pembagian sembako, dan juga peraturan yang berubah demi paslon tertentu, menjadi sebuah stigma buruk, negative, dan kurang baik bagi demokrasi Indonesia. Hal ini yang menjadi seruan para akademisi dari beberapa universitas. Buat apa coba perilaku ugal-ugalan tersebut, jika moncer di angka 56%.

Kelima, malah memperlihatkan kepada public, bahwa angka hasil survey itu tidak benar. Mengapa demikian, jika setinggi itu, aksinya jauh lebih tenang. Ingat Jokowi di Solo periode kedua, atau Hendi di pilwako Kota Semarang, mereka tenang-tenang saja, malah cenderung tidak kampanye, dan mereka menang telak, bukan sekadar survey.

Apa yang terjadi, malah memperlihatkan hasil survey itu tidak terbukti, namun sebentuk kepanikan yang mencemaskan bahwa apa yang mereka hrapkan itu terlalu jauh dari jangkauan.

Jika sudah sesuai dengan apa yang    tersaji dalam survey, tidak perlu aneh-aneh dalam melakukan kegiatan. Contoh kan jelas sebagaimana di atas sudah dibahas. Percaya di atas 50%?

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan