Roy Suryo, Fadli Zon, dan Politikus Berisik
Roy Suryo, Fadli Zon, dan Politikus Berisik
Usai keluar dari penjara, ternyata Roy Suryo kembali bersuara lantang. Kali ini “kritiknya” mengenai lagu pada perayaan resepsi Hari Kemerdekaan. Hal yang wajar, selaku oposan ia menggunakan segala cara untuk menampilkan, partai yang didukungnya lebih baik. Sayang, bahwa cara membuang sampah di rumah sebelah itu kuno.
Dulu ada yang namanya Fadli Zon, selalu saja berteriak-teriak pemerintah, Jokowi bla…bla..bla… Puncaknya hoax Ratna Sarumpaet dipukuli oleh orang berbadan kekar dan cepak. Baru saja melihat pengakuan Ratna Sarumpaet, bahwa yang pertama kali lihat photonya dengan wajah yang lagi dipermak itu Fadli Zon.
Kini ada wajah baru yang dijadikan mainan Prabowo, Budiman Sujatmiko. Jauh lebih menjual dari pada Fadli Zon. Aktivis kelas jalanan yang bernaung di PDI-P pula. Kubu yang berseberangan bisa menjadi satu bagian. Sangat menolong reputasi dan nama Prabowo. Jauh bertolak belakang apa yang terjadi dengan keberadaan Fadli Zon, yang memang ada pada barisan yang sama terus.
Politikus Berisik
Pepatah mengatakan, tong kosong berbunyi nyaring. Sangat kontekstual dalam paradigma yang mereka lakoni. Oposan yang selalu berteriak-teriak namun nol dalam capaian atau prestasi. Apa sih yang sudah minimal Fadli Zon dan Roy Suryo itu lakukan dengan gilang gemilang? Bandingkan dengan Ahok, Jokowi, Basuki Hadimulyo, atau Sri Mulyani?
Terlalu banyak komentar yang tidak membangun, selain memanaskan suasana. Energi yang seharusnya untuk koordinasi, membangun, dan juga sinergi malah habis untuk bantah-bantahan yang tidak berguna.
Berisik yang berisi, contoh, dengan memainkan narasi, isu, fakta bahwa bos mereka, dalam konteks ini Prabowo atau SBY-AHY adalah pemimpin gilang gemilang. Lha mana coba prestasi mereka. Kegagalan dan mangkrak saja yang mereka hasilkan.
Rakyat makin cerdas, melek, dan tahu mana yang mampu dan mana yang hanya banyak omong. Lihat saja kepuasan pada Jokowi dengan jajarannya mencapai lebih dari 80%. Mereka ini susah untuk bisa merontokan itu. Prabowo memilih untuk copas Jokowi.
Roy Suryo jelas tidak bisa cara yang sama, masih dengan pola lama. Menghajar Jokowi padahal jelas-jelas malah merugikan mereka, Demokrat dan calonnya. Toh mereka masih suka dengan jalan itu.
Begitu banyak jalan untuk menaikkan posisi tawar. Berikan saja jabaran prestasi, bukan sekadar sensasi dan malah caci maki. Roy Suryo harusnya makin terkendali, pengalaman di bui eh malah masih mengulangi.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan