Arti Enam Tahun Sudetan Ciliwung Mogok

Arti Enam Tahun Sudetan Ciliwung Mogok

Heru selaku pejabat Gubernur DKI baru tiga bulan, sukses menyudet sungai sebagaimana angan-angan Jokowi-Ahok, dan Djarot. Selama dipegang Anies Baswedan, penanganan kali untuk mengatasi, minimalisasi banjir Jakarta berhenti.

Apa artinya secara politis?

Pertama, mau menunjukkan secara vulgar, terus terang, dan lugas bahwa antithesis Jokowi sebagaimana gembar-gembor Nasdem itu benar, valid, dan terkonfirmasi ada pada diri Anies Baswedan. Jelas terlihat dari enam tahun mandeg dan dalam tiga bulan selesai.

Kedua, ini adalah implikasi yang sangat krusial bagi keberlangsungan terutama pembangunan yang kudu dilanjutkan setelah usai Jokowi menjabat. Kontinuitas, terus ada kelanjutan, terutama pembangunan IKN. Menyudet sungai saja enggan. Apalagi membangun kota yang sangat baru..

Ketiga, selain antithesis Jokowi, kapasitas Anies Baswedan juga layak dipertanyakan. Bagaimana menyudet sungai yang  hanya tinggal melanjutkan saja tidak mau, apalagi pembangunan kota, ibukota baru lagi. Jelas terlalu berat. Tidak akan mampu.

Keempat,  kehendak baik, kemauan untuk berbuat itu penting. Lihat bagaimana sekelas pejabat, bukan  jabatan definitif, Ketika mau bekerja toh bisa dan selesai. Pemimpin sekelas presiden tetap harus mampu bekerja sama.

Kelima, kata-kata saja tidak cukup untuk membangun.  Eksekusi menjadi sangat urgen di dalam mengelola Jakarta. Padahal   selama ini mereka. Pemerintahan di bawah kepemimpinan model ini hannya pandai berkata-kata, namun jauh dari tindakan nyata.

Keenam, peringatan keras dan lugas pada Anies dan koalisi pendukung Anies dalam hal ini parpol pengusung untuk berhitung ulang, bahwa pemain eh figure yang mereka gadang-gadang itu tidak akan mampu melakoni peran sebagaimana Jokowi kehendaki.

Ketujuh. Masa depan koalisi perubahan makin kritis. Susah melihat mereka akan ada bentuk yang benar-benar menjanjikan, lebih cenderung bagi-bagi kursi jika menang.

Makin jauh koalisi perubahan terwujud. Selain anggota koalisi yang berebut, kondisi si calon juga tidak cukup punya prestasi. Kepentingan pihak lain yang perlu dimengerti.

Salam penuh kasih

Susy Haryawan

Leave a Reply